I.
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Ada suatu senyawa kimia dalam tubuh
yang memegang peranan penting dalam mengontrol proses-proses yang berlangsung
dalam tubuh, seperti metabolisme, pertumbuhan dan perkembangan, fertilisasi,
dan sebagainya. Senyawa kimia tersebut dikenal dengan istilah hormon. Tidak hanya proses tubuh
tetapi juga organ tubuh tertentu dapat berada di bawah kontrol suatu hormon.
Salah satu contoh dan sekaligus materi yang dibahas dalam makalah ini yaitu organ
reproduksi pada pria.
Organ
yang berperan dalam sekresi hormon dinamakan kelenjar endokrin. Disebut
demikian karena hormon yang disekresikan, diedarkan ke seluruh tubuh oleh darah
dan tanpa melewati saluran khusus. Di pihak lain, terdapat pula kelenjar
eksokrin yang mengedarkan hasil sekresinya melalui saluran khusus. Walaupun
jumlah yang diperlukan sedikit, namun keberadaan hormon dalam tubuh sangatlah
penting. Ini dapat diketahui dari fungsinya yang berperan antara lain dalam
proses pertumbuhan dan perkembangan tubuh, proses reproduksi, metabolisme zat,
dan lain sebagainya.
Reproduksi
adalah kemampuan makhluk hidup untuk menghasilkan keturunan yang baru dengan
sifat yang sama atau perpaduan dari kedua induknya. Tujuannya adalah untuk
mempertahankan dan melestarikan jenis agar tidak punah. Pada manusia, untuk
menghasilkan keturunan yang baru diawali dengan peristiwa fertilisasi yaitu
peleburan antara sel spermatozoid dengan sel ovum. Sehingga dengan demikian
reproduksi pada manusia dilakukan dengan cara generative atau seksual.
Di
dalam testis terdapat sel Leydig yang menghasilkan hormon testosteron atau
androgen. Hormon testosteron sangat berpengaruh terhadap proses spermatogenesis
(proses pembentukan sperma) dan pertumbuhan sekunder pada laki-laki.
Pertumbuhan sekunder pada anak laki-laki ditandai dengan suara menjadi besar,
bahu dan dada bertambah bidang dan tumbuh rambut pada bagian tubuh tertentu
misalnya kumis, janggut, cambang, ketiak dan sekitar kemaluan.
Hormon secara keseluruhan sangat
mempengaruhi jalannya fisiologis tubuh. Bila terjadi gangguan hormonal,
maka akan
berdampak terhadap tubuh dimana proses tubuh tidak berjalan sebagaimana fungsinya. Di zaman modern, dimana hidup dengan tekanan tinggi
memberikan pengaruh pada kondisi fisik dan mental yang selanjutnya akan mempengaruhi
keluaran hormon tubuh. Saat tubuh berada dalam kondisi yang tertekan atau
dengan kata lain abnormal, produksi untuk hormon tertentu meningkat namun di
sisi lain ada yang menurun.
Atas dasar itulah, makalah ini dibuat
dan akan membahas khususnya seluk beluk hormon yang terpenting pada organ
reproduksi pria yaitu testosteron. Fungsi testosteron yang paling penting yaitu
mengendalikan kerja penis. Naik turunnya produksi testosteron akan mempengaruhi
kinerja organ reproduksi pria seperti penis.
1.2
Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dalam makalah
ini adalah sebagai berikut.
1.
Apakah yang dimaksud hormone secara umum?
2.
Apakah yang dimaksud dengan hormone
testosteron?
3.
Apa saja fungsi hormone testosteron
bagi organ reproduksi pria?
4.
Faktor apa saja yang mempengaruhi
ting rendahnya kadar testosteron dalam tubuh pria?
5.
Bagaimana kondisi tubuh bila
kekurangan atau kelebihan homone testosteron serta cara mengatasinya?
1.3
Tujuan
Dari
rumusan masalah yang telah diuraikan, adapun tujuan dari pembuatan makalah ini secara
umum ialah untuk mempelajari mengenai steroid yang berkaitan dengan hormone
pada sistem reproduksi pria khususnya testosteron.
II.
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian
Hormon
Hormon berasal dari bahasa Yunani yaitu
hormaein yang berarti merangsang atau
horman yang berarti menggerakkan. Hormon adalah pembawa pesan kimiawi antar sel
atau antar kelompok sel. Semua organisme multiselular, termasuk tumbuhan juga
memproduksi hormon. Hormon berfungsi untuk memberikan sinyal ke sel target yang
selanjutnya akan melakukan suatu tindakan atau aktivitas tertentu.
Hormon adalah zat kimiawi yang dihasilkan tubuh secara alami. Begitu
dikeluakan, hormon akan dialirkan oleh darah menuju berbagai jaringan sel dan
menimbulkan efek tertentu sesuai dengan fungsinya masing-masing. Pada dasarnya,
hormon bisa dibagi menurut komposisi kandungannya yang berbeda-beda sebagai
berikut.
1. Hormon yang mengandung asam amino (epinefrin, norepinefrin, tiroksin dan
triodtironin).
2. Hormon yang mengandung lipid (testosteron, progesteron, estrogen,
aldosteron, dan kortisol).
3. Hormon yang mengandung protein (insulin, prolaktin, vasopresin,
oksitosin, hormon pertumbuhan (growth hormone), FSH, LH, TSH).
Definisi hormone yang dikemukakan
oleh Partodjiharjo (1992) dalam bukunya berbunyi: “hormone adalah zat organik yang diproduksikan oleh
sel-sel khusus dalam badan, dirembeskan dalam darah dengan jumlah kecil serta dapat merangsang sel-sel tertentu untuk berfungsi.”
Hormon yang dihasilkan oleh kelenjar
endokrin langsung disekresikan ke dalam darah karena tidak memiliki saluran
sendiri. Hormon dibebaskan sel-sel khusus yang disebut sel-sel endokrin karena
sel-sel tersebut bersekresi ke arah dalam dan berbeda dari sel-sel eksokrin
yang bersekresi ke dalam rongga tubuh atau permukaan tubuh.
Sistem kerja hormon ialah berdasarkan mekanisme umpan balik. Artinya, kekurangan atau kelebihan
hormon tertentu dapat mempengaruhi produksi hormon yang lain. Hal ini disebut
homeostasis, yang berarti seimbang. Di dalam tubuh manusia terdapat tujuh
kelenjar endokrin yang penting yaitu hipotalamus, hipofisis, tiroid, paratiroid,
kelenjar andrenal, pankreas dan kelenjar gonad (ovarium atau testis).
Hormon merupakan suatu zat yang
dihasilkan oleh suatu bagian dalam tubuh. Organ yang berperan dalam sekresi
hormon dinamakan kelenjar endokrin. Disebut demikian karena hormon yang
disekresikan diedarkan ke seluruh tubuh oleh darah dan tanpa melewati saluran
khusus. Di pihak lain, terdapat pula kelenjar eksokrin yang mengedarkan hasil
sekresinya melalui saluran khusus.
2.2 Kelenjar yang Menghasilkan Hormon
Ada empat kelenjar
endokrin yang terdapat di dalam tubuh yang dapat menghasilkan hormon reproduksi
yakni:
1.
Kelenjar Hipofisa
2. Kelenjar Ovarium
3. Endometrium
4. Testis.
Berikut ini hormon-hormon yang dihasilkan oleh empat
kelenjar diatas. Baik kelenjar
yang menghasilkan hormon serta macam-macamnya.
Tabel 1. Kelenjar yang menghasilkan hormon
reproduksi
No
|
Nama Kelenjar
|
Hormon yang dihasilkan
|
1
|
Hipofisa
|
Follicle Stimulating Hormone (FSH)
Luteinizing Hormone (LH)
Luteotropic Hormone (LTH)
|
2
|
Ovarium
|
Estrogen
Progesteron
|
3
|
Endometrium
|
Human Chorionic Gonadotropin (HCG)
|
4
|
Testis
|
Testosteron
|
Tabel 2. Hormon
reproduksi pada manusia
Hormon
pada Pria
|
Hormon
pada Wanita
|
Hormon testosteron
Hormon
gonadotropin
Hormon
estrogen
Hormon
pertumbuhan
|
Hormon
GnRH (Gonadotropin
Releasing Hormon)
Hormon FSH
Hormon LH
Hormon
estrogen
|
Hormon laki-laki (testosteron) dan
hormon-hormon perempuan (estrogen dan
progesteron) terbentuk
dari bahan dasar yang sama yaitu kolesterol.
Testosteron adalah zat androgen utama yang disintesis dalam testis, ovarium dan
anak ginjal. Testosteron (C19H28O2) adalah
molekul yang dibentuk dari atom-atom karbon, hidrogen dan oksigen. Testosteron
adalah hormon steroid dari kelompok androgen. Penghasil utamanya adalah testis
pada jantan dan indung telur pada wanita. Sel-sel Leydig dari testis
distimulasi oleh LH untuk menghasilkan testosteron sbanyak 2,5-11 mg sehari.
Produksi testosteron mencapai puncaknya sekitar usia 25 tahun, lalu menurun
drastis pada usia
40 tahun . DHEA (dehidro-epi-androsteron) dan androstendion merupakan prekursor
testosteron yang dibentuk oleh anak ginjal. Umumnya
seorang pria dewasa memproduksi 6-8 testosteron (sebuah androgen) per hari, sedangkan wanita hanya memproduksi 0,5 mg testosteron per hari.
2.3 Hormon
Testosteron
2.3.1 Pengertian hormon Testosteron
Menurut
Soemardjo (2006), testosteron adalah hormon steroid dari kelompok androgen.
Penghasil utamanya adalah testis pada pria dan ovarium pada wanita. Baik bagi
Pria maupun wanita, testosteron memiliki peranan penting pada kesehatan.
Gambar
1. Struktur Testosteron
Testosteron
merupakan steroid C19 dengan suatu gugusan –OH pada posisi 17
disintesis dari kolesterol atau langsung dari asetil koenzim A terutama di
dalam sel interstisial Leydig yang terletak pada interstisial tubulus
seminiferus testis di bawah rangsang luetening hormon (LH) pada hipotalamus
yang merangsang sel Leydig, melibatkan peningkatan pembentukan AMP siklik yang
meningkatkan pembentukan kolesterol dan ester kolesteril dan perubahan
kolesterol ke pregnenolon melalui aktivasi protein kinase.
Kristal-kristal
testosterone berbentuk jarum-jarum dengan titik lebur 115oC. Testosterone
tidak larut dalam air tetapi larut dalam alhohol, eter dan pelarut organik lain. Hormone ini membentuk ester
dengan asam asetat, asam butirat, asam palmitat serta asam benzoat.
Hormon
Testosteron ini juga diproduksi oleh ovarium tetapi dalam jumlah yang sangat
sedikit. Hormon ini dibutuhkan oleh wanita karena berhubungan dengan daya tahan
tubuh dan libido (gairah seksual).
2.3.2 Mekanisme Pelepasan
Menurut Guyton (1997), kolesterol
sebagai bahan dasar untuk biosintesis berasal dari plasma darah dalam bentuk
LDL dan sebagian disintesis didalam sel Leydig. Masuknya kolesterol LDL adalah
melalui penangkapan kolesterol LDL reseptor pada permukaan sel Leydig. Jalur
sintesis testosteron adalah melalui pregnenolon kemudian diubah menjadi
17-OH-prognenolon, berubah lagi menjadi androstenediol dan akhirnya tersintesin
testosteron.
Sebelum
testosteron menjadi bioaktif,
biasanya androgen ini harus diubah terlebih dahulu menjadi dihidrotestosteron
pada sel-sel target. Androgen pada umumnya sangat dibutuhkan untuk
perkembangan sifat-sifat seks primer maupun sekunder pada laki-laki. Testosteron sebagian besar
disekresikan oleh sel sertoli
didalam jaringan testis yang berada diantara jaringan-jaringan interstitial
yang hanya merupakan sekitar 5% dari seluruh jaringan testis.
2.3.3 Mekanisme
Kerja pada Organ yang Bersangkutan
Menurut Payne (1996), pada
laki-laki, testosteron disintesis terutama dalam
sel Leydig. Jumlah sel Leydig pada gilirannya diatur
oleh luteinizing hormone (LH)
dan follicle-stimulating hormone (FSH). Selain itu, jumlah
testosteron diproduksi oleh sel Leydig
yang ada di bawah kendali LH, yang mengatur
ekspresi 17-β hidroksisteroid dehidrogenase. Jumlah
testosteron disintesis diatur oleh sumbu hipotalamus-hipofisis-testis.
Menurut Swerdloff (1992), ketika
kadar testosteron rendah, gonadotropin-releasing hormone (GnRH) dilepaskan oleh
hipotalamus yang pada gilirannya merangsang
kelenjar hipofisis untuk melepaskan
FSH dan LH.
Kedua hormon merangsang
testis untuk mensintesis testosteron. Akhirnya, meningkatkan
kadar testosteron melalui umpan balik negatif lingkaran bertindak pada hipotalamus dan hipofisis untuk
menghambat pelepasan GnRH dan FSH / LH.
Mekanisme
inter selular dasar dari kerja testosterone dihasilkan dari peningkatan
kecepatan pembentukkan protein dalam sel-sel target. Hal ini dipelajari secara
ekstensif dalam kelenjar prostat, salah satu organ yang paling di pengaruhi
oleh testosteron. Dalam kelenjar ini, testosterone memasukki sel dalam waktu
beberapa menit setelah disekresikan, kemudian diubah di bawah pengaruh
enzim-enzim intra selular 5-alpha-reduktase menjadi dihidrotestosteron dan
berikatan dengan sebuah “protein reseptor” sitoplasma. Penggabungan ini
kemudian bermigrasi kedalam nukleus di mana terjadi lagi pengikatan dengan
sebuah protein dan menginduksi proses transkripsi DNA-RNA. Dalam waktu 30
menit, RNA-polimera setelah menjadi aktif fan konsentrasi RNA mulai meningkat
dalam sel ; keadaan ini akan diikuti oleh peningkatan yang progresifdari
protein sel. Setelah beberapa hari, jumlah DNA dalam kelenjar juga meningkat
dan bersama dengan itu juga terdapat peningkatan jumlahs el-selprostatik.
Oleh
karena itu, menurut Guyton (1997),
testosteron
sangat merangsang pembentukkan protein secara umum dimana saja dalam tubuh. Walaupun peningkatan protein
yang lebih khusus dalam organ-organ “target” tersebut berperan pada
perkembangan sifat seksual sekunder.
Menurut
Ganong (2008), riset membuktikan bahwa hormon testosteron dalam jumlah yang
normal sangat penting untuk mengurangi resiko diabetes dan penyakit
kardiovaskular. Selain itu, pria yang memiliki kadar hormon testosteronnya
normal lebih panjang umur dari pria yang memiliki kadar hormon testosteron yang
lebih rendah.
Kadar
testosteron yang normal adalah sekitar 12 nmol/L sampai 40 nmol/L. Kondisi
kadar testosteron dibawah jumlah normal disebut Testosterone Deficiency
Syndrome (TDS ).
Testosteron
memiliki sejumlah khasiat fisiologi yang penting sebagai berikut.
1. Efek
virilisasi. Testosteron bertanggung jawab atas cirri kelamin pria primer dan
sekunder serta memegang peranan penting dalam spermatogenesis. Hormon ini juga
berperan dalam mempenagruhi hasrat seks (libido) dan daya ereksi (potensi).
2. Efek
anabol. Testosteron membnatu meningkatkan pembentukan protein dan pertumbuhan
sel-sel otot.
3. Efek
tulang. Pada anak laki-laki, selama pubertas produksi terstosteron meningkat
dengan kuat yang mengakibatkan mereka tumbuh lebih panjang dalam beberapa
waktu.
2.3.4 Fungsi Hormon Testosteron
Secara
umum testosteron berfungsi untuk diferensiasi seks, perkembangan organ seks
sekunder dan struktur perlengkapannya, metabolisme anabolik serta regulasi gen
dan perilaku pola-kejantanan.
Khususnya
dalam fungsi seksualitas, testosteron terkait dengan libido, di mana kadar
testosteron yang adekuat menyebabkan perasaan aktif pada tubuh dan jiwa, siaga
dan bersemangat, sebaliknya kadar testosteron inadekuat menyertai
ketidakaktifan, letargi dan mood yang tertekan. Testosteron adalah hormon yang
terlibat dengan sexual desire (libido) yang memberikan stimulus seksual untuk
mendorong aktifitas seksual khususnya pada laki-laki kadar hormon testosteron
berhubungan dengan tingkat rendah dan tingginya ketertarikan seksual, fantasi
seksual, aktifitas seksual, frekuensi ejakulasi dan intercourse.
Namun
pengaruh testosteron bagi pria lebih besar sebab pria memproduksi hormon
testosteron lebih banyak yakni sekira 20 kali lipat dari testosteron pada
wanita. Bagi pria, testosteron merupakan hormon seks yang punya peran penting
dalam fungsi seksual, produksi sperma, pembentukan otot dan intonasi suara.
Sebenarnya
rahasia dari keperkasaan tersebut terletak pada testosteron. Testosteron
penting bagi perkembangan seorang anak lelaki menjadi pria dewasa selama masa
pubertas dan diperlukan untuk kinerja fisik, mental dan seksual seorang pria.
Selama
ini testosterone yang diproduksi dalam testis lebih dikenal sebagai hormon seks
padahal selain aktivitas seksual, testosteron memiliki banyak fungsi lain yang
penting untuk kesehatan sesuai dengan perkembangan tubuh sejak masa pubertas.
Berikut
beberapa fungsi tertosteron selama masa pubertas, meliputi:
1.
Testosteron menyebabkan pecahnya
suara.
2.
Bertanggung jawab terhadap
pembentukan rambut, janggut dan kumis.
3.
Membentuk dan memelihara struktur
tulang.
4.
Membantu pembentukan sel-sel darah
merah.
5.
Membentuk dan memelihara otot-otot.
6.
Mempetahankan daya ingat, konsentrasi,
keseimbangan mental dan mempengaruhi mood.
7.
Penentu bentuk tubuh pria.
8.
Pengatur hasrat dan fungsi seksual.
9.
Menjaga sistem imun, energi dan
perlindungan dari osteoporosis.
2.3.5 Sumber Hormon Testosteron
a. Wortel
Sebagai sayuran kaya nutrisi juga beta karoten, wortel mampu mencegah
penimbunan gula darah dan lemak yang merupakan salah satu penyebab impotensi.
Senyawa porfirin yang terkandung dalam wortel mampu mendorong kelenjar
pituitari agar menaikkan kadar hormon testosteron.
b. Daun
Katuk
Daun katuk terbukti berkhasiat menambah kesuburan serta menambah
kwalitas dan jumlah sperma. Tujuh senyawa aktif yang terkandung dalam daun
katuk dapat merangsang sintesis hormon-hormon steroid.
c. Tomat
Kulit dan buahnya yang merah merupakan indikator tingginya kadar likopen
yang merupakan antioksidan alami. Likopen juga berfungsi meningkatkan mobilitas
sperma.
d. Semangka
Mengandung salah satu komponen karotenoid yakni likopen. Selain sebagai
anti penuaan dini dan antikanker, kadar likopen pada semangka mampu memperbaiki
kesuburan. 1 buah semangka mengandung 100 mg likopen.
e. Jambu Biji
Likopen yang terdapat di dalam jambu biji berkhasiat menyuburkan sistem
reproduksi pria dan mampu meningkatkan vitalitas. Dalam tiap 1 buah jambu biji
terkandung 80 mg likopen.
f. Daun Kemangi
Daya tahan hidup sperma penting agar proses pembuahan ovum berhasil.
Daun kemangi senyawa arginin yang memperkuat daya tahan hidup sperma, mencegah
kemandulan dan menurunkan gula darah.
2.3.6 Faktor yang Mempengaruhi Tinggi
Rendahnya Kadar Testosteron
Male
menopause atau late-onset hypogonadism dialami 2% pria setengah baya. Pria yang
mengalami menopause biasanya mempunyai kadar testosteron rendah yang dikaitkan
dengan ereksi pagi yang buruk, gairah seks rendah dan disfungsi ereksi.
Hormon
testosteron pria menurun sekitar 1-15 % per tahun, dimulai pada usia 45 tahun.
Meski menopause pada pria bisa terjadi, menopause pada pria bisa dibilang
langka. Kadar testosteron rendah ini juga terkait dengan simptom lain seperti
depresi, lelah dan tak bisa berhubungan intim. Selain itu juga terdapat simptom
yang tidak terkait dengan testosteron rendah. Simptom antara lain terdiri dari
gangguan pola tidur, konsentrasi buruk, merasa tidak berharga dan merasa sangat
cemas.
Namun
jangan salah mengistilahkan male menopause, karena artinya bisa menyesatkan,
menganggap bahwa semua pria akan mengalaminya. Penurunan testosteron pada pria
tua benar-benar alamiah dan proses normal yang akan dialami pria ketika menua.
2.3.6.1 Penyebab Menopaus atau Andropause pada Pria
a. Faktor
lingkungan
Bisa berupa pencemaran atau polusi lingkungan, pengaruh bahan kimia (termasuk
bahan pengawet makanan serta limbah), kurang tersedianya air bersih, suasana
lingkungan, kebisingan, ketidaknyamanan tempat tinggal, diet, dan pola makan.
b. Faktor
organik
Perubahan hormon seperti testosteron, DHEA (dehydroepiandrosteron),
DHEA-S (Dehydroepiandrosteron Sulfat), melatonin, GH (Growth Hormone), IGF-1
(Insulin-like Growth Factor-1), prolaktin.
c.
Faktor psikogenik.
Misalnya stres psikis dan fisik, pensiun, tujuan hidup yang tak
realistis, penolakan terhadap kemunduran tubuh, kemampuan berpikir, disertai
perasaan takut (takut: tua, ditinggalkan istri, pendapatan berkurang, sakit,
mati).
d. Kadar Lemak Berlebih
Terlalu banyak lemak meningkatkan kadar estrogen
yang menurunkan kadar testosteron, sebagai hasilnya hubungan seksual anda akan
menderita kinerja rendah dan dorongan seks dan libido berkurang.
2.3.6.2 Gejala Pria mengalami Monopause
a. Produksi Testosteron Melemah
Produksi testosteron semakin melemah seiring dengan berbagai penyakit
yang menemani masa andropause pada pria. Penyakit seperti depresi, obesitas
atau kondisi lain mempengaruhi produksi testosteron. Bedanya, saat menopause
wanita kehilangan hormon estrogen secara total dan kesempatan mendapati anak
mulai berkurang. Andropause pada pria tidak lantas berarti produksi testosteron
berhenti total. Meski menunjukkan gejala endropause, saat usia semakin menua
pria masih bisa memiliki anak.
b. Tubuh Panas Dingin
Sama seperti gejala pada wanita, pria juga mengalami panas-dingin. Tubuh
panas dan berkeringat secara esktrem, lalu mulai dingin. Gejala ini diikuti
dengan pusing dan mual. Gejala seperti ini hanya bertahan beberapa menit dan
terjadi dalam 2 hingga 4 jam.
c. Perubahan Mood
Perubahan mood merupakan hasil dari fluktuasi pada hormon saat
menopause. Hormon mempengaruhi level serotonin dalam otak yang kemudian
mempengaruhi mood. Mood akan positif dengan jumlah serotonin yang tinggi dan
menjadi negatif jika levelnya sedikit. Perubahan mood pada pria memang tidak
terlalu intens seperti pada wanita. Meski begitu, mood pada pria bisa terlihat
berubah saat merespons kondisi tertentu. Bahkan gejala seperti ini jika
bertahan lama akan menjadi depresi.
d. Mudah Lupa
Kemampuan konsentrasi dan mengingat akan berkurang saat pria memasuki
masa andropause, meskipun tidak ada hubungan yang jelas antara tingkat hormon
dengan penurunan memori. Kombinasi gejala panas-dingin, perubahan mood, penurunan
libido dan berat badan merupakan gejala andropause yang mengarah kepada stres
dan penurunan kemampuan mentalitas. Cepat lupa misalnya, namun ini juga terkait
dengan usia. Namun hanya karena lupa menyimpan kunci, bukan berarti lantas
dikatakan andropause. Yang dimaksud ialah yang sudah lebih mengarah ke pikun.
e. Gairah Seks Menurun
Gejala paling umum dari andropause adalah penurunan libido. Hampir 80
persen pria mengalami gejala ini. Perawatan medis bisa mengatasi disfungsi
ereksi yang disebabkan andropause ini.
2.3.7 Akibat Kelebihan dan Kekurangan Testosteron
Kekurangan
testosteron dalam jumlah yang besar dapat menyebabkan turunnya gairah seks dan
kelebihan testosteron dapat meningkatkan gairah seks, baik pada pria maupun
wanita. Namun, kadar testosteron tidak begitu mempengaruhi daya tarik dan
gairah seks saat mereka berada pada batas rata-rata. Gairah seks cenderung
dipengaruhi oleh perangsang dari luar (gambar, suara, sentuhan) daripada oleh
variasi hormon seks, kecuali dalam beberapa kasus langka. Pada pria, terlalu
sedikit testosteron dapat menyebabkan sulit mendapat atau menjaga ereksi, namun
tidak jelas apakah kekurangan testosteron mempengaruhi fungsi seksual wanita
selain menurunkan gairah.
Setelah
sekitar usia 40, kadar testosteron mulai menurun sekitar satu persen per tahun.
Penurunan ini pada awalnya hampir tidak terlihat. Tapi seiring tahun-tahun
berlalu, seorang pria akan mulai mendapat ekstra beberapa kilo yang tidak
diinginkan, mengalami kehilangan otot dan pada usia 60 bahkan ada risiko
impotensi dan penyakit tulang rapuh (osteoporosis). Pada pria yang lebih muda
kadar testosteron rendah dapat disebabkan oleh masalah kesehatan mendasar
seperti kerusakan testis, gangguan kelenjar hipofisis atau bahkan dari efek
samping obat resep
2.3.8 Penanggulangan Kekurangan Testosteron
Rendahnya
tingkat testosteron pada pria dapat diisi ulang dengan suntikan testosteron,
pil, patch dan gel. Namun, ada risiko efek samping dengan perawatan ini yang
mencakup kolesterol tinggi, penyusutan testis dan kemungkinan mendapatkan
kerusakan hati.
Pengobatan
penggantian hormon dapat dilakukan dengan mencari alternative pengobatan
tradisional dengan bahan alami. Penelitian terbaru menyebutkan Teripang atau
lebih dikenal gingseng laut memiliki nilai penting sebagai sumber biofarmaka
potensial maupun makanan kesehatan. Kandungan kimia teripang basah terdiri dari
44-45 % protein, 3-5 % karbohidrat dan 1,5 % lemak. Teripang mengandung asam
amino esensial, kolagen dan vitamin E. Kandungan asam lemak penting teripang
seperti asam eikosapentaenoat (EPA) dan asam dekosaheksaenoat (DHA) berperan
dalam perkembangan syaraf otak, agen penyembuh luka dan antitrombotik.
Menurut
Kurnia (2001), hasil penelitian menunjukkan kandungan testosteron teripang
segar lebih tinggi dibanding teripang kering. Steroid teripang jenis pasir
lebih tinggi dibanding ganat dan hitam. Ekstrak teripang berpotensi besar
sebagai sumber testosteron alami. Sayangnya, belum diperoleh metode ekstraksi
untuk keperluan produksi masal. Testosteron yang banyak beredar, testosteron
sintentik yang mempunyai efek samping dalam penggunaannya.
Selain
Teripang, pengobatan alternatif dapat pula dilakukan dengan herbal alami
seperti tanaman dari Afrika Selatan bernama Hoodia Gordini yang membakar lemak
dan menekan nafsu makan. Tanaman ini telah menyatu dengan kombinasi bahan-bahan
alami untuk menghasilkan produk yang luar biasa yang mengurangi berat badan tanpa
diet.
2.3.9 Cara Mempertahankan Tingkat Hormonal yang Aman
Secara Alami
Untuk
pria dengan tingkat di ambang batas, olahraga merupakan metode yang baik untuk
meningkatkan produksi testosteron ke tingkat yang memuaskan. Menjaga berat
badan ideal akan membantu menjaga kadar estrogen ke tingkat yang ideal dan
mencegah pengurangan testosteron.
III.
KESIMPULAN
Dari
pembahasan yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa:
1.
Ada empat kelenjar endokrin yang
terdapat di dalam tubuh yang dapat menghasilkan hormon reproduksi salah satunya
ialah hormon testosteron yakni kelenjar hipofisa, kelenjar ovarium, endometrium
dan testis.
2.
Testosteron adalah zat androgen utama
yang disintesis dalam testis, ovarium dan anak ginjal. Testosteron (C19H28O2)
adalah molekul yang dibentuk dari atom-atom karbon, hidrogen dan oksigen.
Testosteron adalah hormon steroid dari kelompok androgen. Penghasil utamanya
adalah testis pada pria dan indung telur pada wanita.
3.
Faktor yang dapat menyebabkan
produksi testosteron terganggu antara lain faktor lingkungan, faktor organik,
faktor psikogenik dan kadar lemak berlebih.
4.
Kekurangan testosteron dalam jumlah
yang besar dapat menyebabkan turunnya gairah seks. Sebaliknya, kelebihan
testosteron dapat meningkatkan gairah seks, baik pada pria maupun wanita.
5.
Penanggulangan kekurangan testosteron
ialah melalui pengobatan alami yaitu dengan penggantian hormon dan berolahraga.
DAFTAR PUSTAKA
Ganong,
William F. 2008. Fisiologi Kedokteran. Buku Kedokteran EGC. Jakarta.
Guyton.
1997. Sistem Hormon dan Fisiologi Tubuh.
Yrama Widya. Bandung.
Kurnia, Rahmadamahendra. 2001. Kandungan kimia
teripang. Universitas Udayana. Bali.
Linda J. Heffner and Danny J. Schust. 2008. Sistem Reproduksi. Buku
Kedokteran EGC. Jakarta.
Payne. 1996.
Mekanisme Sistem Metabolisme Tubuh.
Sumardjo, Damin.
2006. Pengantar Kimia, Panduan Kuliah
Mahasiswa Kedokteran. Buku
Kedokteran EGC. Jakarta.
Swerdloff.
1992. Sistem Reproduksi pada Pria. Salemba Medica. Jakarta.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar