Minyak
Jahe Merah
Jahe merah terdiri dari tiga komponen utama yaitu
minyak atsiri (3,90%), pati (44,99%) dan serat (8,99%). Selain tiga komponen
utama tersebut, rimpang jahe juga mengandung senyawa fenolik. Beberapa komponen
bioaktif dalam rimpang jahe adalah 6-gingerol,
6-shogaol, diaril heptanoid dan curcumin.
Rimpang jahe juga memiliki aktivitas antioksidan yang melebihi tokoferol.
Minyak atsiri pada jahe terdiri dari senyawa-senyawa seskuiterpen, zingiberen, zingeron, oleoresin, kamfena, limonen,
borneol, sineol, sitral, zingiberal dan
felandren.
Proses produksi minyak jahe dilakukan dengan
penyulingan, baik destilasi cair maupun uap atau dengan ekstraksi rimpang jahe
yang sebelumnya telah dikeringkan dalam bentuk serpihan atau dibuat serbuk.
Rendemen rata-rata minyak jahe adalah 1-3% (kering) tergantung jenis jahe serta
penanganan dan efektifitas proses penyulingan. Ekstraksi dengan pelarut
menghasilkan rendemen yang lebih tinggi dibandingkan dengan penyulingan karena selain minyak atsiri, juga dihasilkan
oleoresin. Oleoresin inilah yang membentuk rasa pedas pada jahe.
Khasiat senyawa yang terkandung dalam jahe merah.
1.
Senyawa
cineole dan arginine berkhasiat mengatasi ejakulasi dini, memperkuat daya tahan
sperma dan mencegah kemandulan.
2.
Perangsang
aktivitas dari sistem saraf pusat.
3.
Penguat
fungsi hati.
4.
Memperkuat
sistem imunitas tubuh.
5.
Meningkatkan
produksi getah bening secara normal.
6.
Merangsang
perbaikan dan perkembangan saraf-saraf tubuh.
7.
Penghangat
tubuh.
8.
Meregenerasi
sel-sel kulit tubuh dan mencegah proses penuaan dini.
9.
Anestetik
10. Obat pencahar atau obat mengatasi sembelit.
11. Antirematik
12. Mengatasi radang tenggotrokan (bronkitis), amandel dan
asma.
13. Meredakan sakit pinggang, nyeri haid, nyeri otot,
nyeri lambung dan alergi.
14. Penambah stamina.
Adapun kegunaan minyak jahe merah antara lain sebagai
berikut.
1.
Minyak
jahe merah digunakan sebagai pereda nyeri dan pegal linu.
2.
Minyak
jahe digunakan sebagai bahan baku minuman ringan (ginger ale), dalam industri
penyedap, farmasi dan wangi-wangian.
3.
Minyak
jahe merah berfungsi mencegah dan mengobati masuk angin.
Minyak
Pala (Nutmeg Oil)
Menurut Dormen, komponen utama minyak biji pala adalah
terpen, terpen alkohol dan fenolik eter. Komponen monoterpen hidrokarbon yang
merupakan komponen utama minyak biji pala terdiri atas β-pinene (23,9%), α-pinene
(17,2%) dan limonene (7,5%).
Sedangkan komponen fenolik eter terutama adalah myristicin (16,2%), safrole
(3,9%) dan metil eugenol (1,8%). Pada
prisipnya, komponen minyak tersebut teridentifikasi sebagai α-pinene (22,0%), β-pinene (21,5%), sabinen (15,4%), myristicin (9,4%) dan terpinen-4-ol (5,7%).
Minyak pala dihasilkan dengan penyulingan air dan uap
dari biji atau fulinya. Biji pala menghasilkan minyak atsiri sekitar 7-16%,
sedangkan bagian fuli menghasilkan minyak sekitar 4 – 15%. Biji pala muda
menghasilkan rendemen minyak yang lebih besar dibandingkan dengan biji pala
tua.
Kegunaan senyawa penyusun minyak atsiri pala antara
lain sebagai berikut.
1.
Champhene dan turunannya memiliki sifat anti-bakteri, anti-jamur dan insektisida
yang kuat yang banyak digunakan di industri manufaktur.
2.
Safrole digunakan untuk membuat wewangian, sabun dan sebagai anti-septik.
3.
Eugenol dan iso-eugenol digunakan
dalam pembuatan wewangian dan analgesik gigi.
4.
Myristicin menyebabkan efek halusinasi.
5.
Geraniol,
borneol dan linalool digunakan dalam wewangian.
6.
Pinene digunakan dalam pembuatan kapur barus, pelarut, plastik dasar parfum
dan minyak pinus sintetis.
7.
Dipentene digunakan sebagai bahan pelarut dan pembuatan resin.
Kegunaan minyak pala dalam bidang farmasi.
1.
Minyak
pala memiliki sifat anti-implamasi (anti-radang) sehingga membantu mengobati
rematik dan nyeri sendi (arthritis).
2.
Minyak
pala digunakan sebagai campuran dalam pembuatan pasta gigi untuk mengobati
sakit gigi dan gusi.
3.
Minyak
pala digunakan sebagai campuran minyak urut karena memiliki kemampuan
menghilangkan pegal-pegal.
4.
Minyak
pala digunakan sebagai tonik otak sehingga dapat menstimulasi otak dan syaraf
untuk membantu menghilangkan keletihan mental dan setres.
5.
Beberapa
tetes minyak pala yang dicampurkan dengan madu dapat mengobati gangguan
pencernaan, diare dan radang saluran pencernaan (gastroenteritis).
6.
Minyak
pala memiliki sifat analgesik (menghilangkan rasa sakit) sehingga digunakan
dalam campuran sirup obat batuk untuk meringankan hidung tersumbat dan radang
tenggorokan.
7.
Minyak
pala digunakan sebagai obat kadas atau kurap serta iritasi pada kulit.
8.
Minyak
pala berkhasiat untuk mengatasi nyeri menstruasi dan menstruasi tidak teratur.
9.
Minyak
pala dapat membantu menyembuhkan efek dehidrasi karena diare atau muntah.
Minyak
Nilam (Patchouli Oil)
Dalam perdagangan internasional nilam dkenal sebagai pathcouly. Nilam (Pogostemon
sp) dikenal dalam beberapa spesies antara lain:
1.
Pogostemon
cablin Benth
Populer
dengan nama nilam Aceh.
Ciri
utamanya adalah daunnya membulat seperti jantung dan di permukaan bagian
bawahnya terdapat bulu-bulu rambut. Jenis ini sampai umur 3 (tiga) tahun
hampir tidak berbunga.
2.
Pogostemon
hortensis Backer
Dikenal
dengan nama nilam sabun. Ciri utamanya adalah lembaran daun lebih tipis, tidak berbulu, permukaan
daun tampak mengkilat dan warnanya hijau.
3.
Pogostemon
heyneanus Benth
Nilam jenis ini sering disebut nilam
hutan atau nilam Jawa. Ciri-cirinya yaitu ujung daun agak runting, lembaran
daun tipis dengan warna hijau tua dan berbunga lebih cepat.
Dari ketiga jenis nilam
tersebut, kandungan minyak
yang paling tinggi terdapat pada nilam Aceh (2,5–5,0%),
sedangkan nilam lainnya rata-rata hanya mengandung 0,5–1,5 %.
Minyak nilam diproduksi
dengan cara penyulingan, baik dengan uap (kukus) maupun uap bertekanan tinggi.
Komponen utama dalam minyak nilam adalah PA yang kadarnya berkisar 30%. Komponen inilah yang
biasanya dijadikan dasar penentuan mutu minyak nilam yang diinginkan pembeli
selain minyak bebas cemaran besi (Fe). Oleh karena itu, penyulingan sebaiknya dilakukan
dengan menggunakan ketel berbahan bebas karat (stainless steel) bukan dari besi atau baja yang bersifat korosif.
Kegunaan minyak nilam diantaranya adalah sebagai
berikut.
1.
Minyak nilam digunakan sebagai fiksasif
atau pengikat bahan-bahan pewangi lain dalam komposisi parfum dan kosmetik.
2.
Daun
nilam juga berguna untuk bahan pelembab kulit, menghilangkan bau badan,
pengawet mayat dan obat gatal-gatal pada kulit.
Minyak
Cengkeh (Clove Oil)
Cengkeh (Syzygium
aromaticum) mempunyai sifat khas karena semua bagian pohon mengandung
minyak, mulai dari akar, batang, daun sampai bunga. Kandungan minyak cengkeh
pada bagian-bagian tanaman tersebut bervariasi jumlahnya namun kadar minyak
yang paling tinggi terdapat pada bagian bunga (20%), sedangkan bagian gagang
dan daun mengandung sekitar 4 – 6 %.
Cara penyulingan yang paling sederhana untuk
mendapatkan minyak cengkeh adalah dengan penyulingan air dan uap dengan lama
penyulingan sekitar 7 – 8 jam untuk daun basah dan 6 – 7 jam untuk penyulingan
daun kering. Penggunaan tekanan bertahap mulai dari 1 bar sampai 2 bar dapat
mempersingkat lama penyulingan menjadi 4 – 5 jam.
Minyak daun cengkeh berupa cairan berwarna bening
sampai kekuning-kuningan mempunyai rasa yang pedas, keras dan berbau aroma cengkeh. Warnanya akan
berubah menjadi coklat atau berwarna ungu jika terjadi kontak dengan besi atau
akibat penyimpanan.
Minyak
Akar Wangi (Vetiver Oil)
Akar wangi (Vetiveria zizanoides Stapt) memiliki bau yang sangat wangi,
tumbuh merumpun lebat, akar serabut bercabang banyak berwarna merah tua. Komponen
yang menyusun minyak akar wangi adalah
vetiveron,
vetiverol, vetivenil, vetivenal, asam palmitat, asam benzoat, dan
vetivena.
Proses produksi minyak
akar wangi dilakukan dengan penyulingan uap pada tekanan bertingkat I-3 atm
selama 8–9 jam dengan laju destilasi 0,7–0,8 liter destilat/kg akar/jam.
Rendemen rata-rata minyak akar wangi 1,5 – 2%. Mutu minyak akar wangi tidak
hanya tergantung pada umur akar, tetapi juga tergantung dari lamanya
penyulingan. Bau gosong yang ditimbulkan karena penyulingan yang cepat akan
menurunkan mutu dan harga minyak akar wangi yang diinginkan pembeli.
Kegunaan minyak akar wangi diantaranya ialah sebagai
berikut.
1.
Banyak digunakan sebagai bahan baku
kosmetik, parfum dan bahan pewangi sabun.
2.
Minyak akar wangi juga berfungsi sebagai
pengikat bau (fixative) karena mempunyai bau yang
menyenangkan, keras dan
tahan lama.
Minyak
Sereh Wangi (Citronella Oil)
Sereh (Cymbopogon
nardus L) termasuk
dalam suku Poaceae
(rumput-rumputan). Varietas sereh wangi yang paling dikenal adalah varitas
Mahapegiri (java citronella oil) dan
varitas Lenabatu (cylon citronella oil).
Varitas Mahapegiri mampu memberikan mutu dan rendemen minyak yang lebih baik
dbandingkan varitas Lenabatu. Komponen
terpenting dalam minyak sereh wangi adalah sitronellal dan geraniol. Kedua
komponen tersebut menentukan intensitas bau, harum serta nilai harga minyak
atsiri, sehingga kadarnya harus memenuhi syarat ekspor agar dapat diterima.
Proses pengambilan
minyak sereh wangi di Indonesia biasanya dilakukan melalui proses penyulingan
selama 3 – 4
jam. Rendemen rata-rata minyak sereh wangi sekitar 0,6 – 1,2% tergantng jenis
sereh wangi serta penanganan dan efektifitas penyulingan.
Adapun kegunaan dari minyak sereh wangi di bidang
industri adalah sebagai berikut.
1.
Minyak ini digunakan dalam industri terutama sebagai pewangi sabun dan sprays.
2.
Minyak
ini juga gigunakan sebagai desinfektans dan pestisida nabati.
3.
Minyak
sereh wangi bisa digunakan sebagai bahan pengilap,
peningkat oktan BBM dan aneka ragam preparasi teknis.
Minyak
Kenanga (Cananaga Oil)
Tanaman kenanga (Cananga
odorata) menghasilkan minyak atsiri yang masih terbatas dibandingkan minyak
ylang-ylang, namun masih tetap penting karena bau minyak kenanga lebih tahan
lama dan lebih murah dibandingkan minyak ylang-ylang. Minyak kenanga hanya
diproduksi di Indonesia dengan output sebesar 20 ton/tahun. Dalam industri, minyak kenanga biasa
digunakan sebagai bahan pewangi sabun.
Minyak kenanga diperoleh dengan cara penyulingan bunga
kenanga. Di daerah biasanya dilakukan dengan cara rebus. Hasil sulingan terdiri
dari beberapa fraksi yang mempunyai komposisi dan mutu yang berbeda. Fraksi
dengan mutu paling baik adalah yang mengandung kadar ester dan eter yang
tinggi, sesquiterpen yang rendah.
Minyak Daun Sirih (Piper
Oil)
Daun Sirih (Piper belle L) sebagai bahan baku pembuatan minyak sirih atau yang biasa juga
disebut dengan nama piper betle oil
ini mengandung minyak terbang (betiephenol),
seskuiterpen, pati, diatase, gula dan zat samak serta kavikol.
Proses pembuatan minyak sirih terbuat dari daun-daun
sirih pilihan yang didestilasi menggunakan alat penyulingan yang terbuat dari
stainless steel dan pipa kondensor yang terbuat dari kaca, lalu dimurnikan agar
memperoleh hasil yang terbaik berupa minyak sirih murni.
Minyak sirih memiliki banyak manfaat seperti berikut.
1. Minyak daun
sirih murni digunakan
untuk pemakaian sehari-hari maupun spa dan aromatherapy.
2. Minyak daun sirih digunakan untuk pengobatan gigi berlubang dan mimisan.
3. Senyawa kavikol
yang terkandung memiliki daya mematikan kuman, anti-oksida,
fungisida dan anti-jamur.
4. Sirih berkhasiat menghilangkan
bau badan yang ditimbulkan bakteri dan cendawan. Biasanya juga karena adanya manfaat ini, maka daun sirih digunakan sebagai pembersih organ
kewanitaan.
5. Daun sirih juga bersifat
menahan perdarahan, menyembuhkan luka pada kulit, dan gangguan saluran
pencernaan.
6. Daun sirih juga bersifat
mengerutkan, mengeluarkan dahak, meluruhkan ludah, hemostatik dan menghentikan
perdarahan.
7.
Kandungan bahan aktif fenol dan kavikol daun sirih hutan juga dapat
dimanfaatkan sebagai pestisida nabati untuk mengendalikan hama penghisap.
Minyak
Cendana (Sandalwood Oil)
Komponen utama dalam minyak cendana adalah santanol.
Dalam perdagangan internasional, kadar santanol tersebut harus lebih dari 90%.
Jika tidak, maka pasar tidak akan menerimanya. Bagian daun cendana mempunyai
kadar minyak yang lebih tinggi pada bagian kayu teras, namun kadar santanolnya
lebih rendah.
Minyak cendana diperoleh dari hasil pengulingan
jantung kayu cendana dengan waktu penyulingan cukup lama karena titik didih
minyak ini cukup tinggi. Rendemennya sekitar 3-5%.
Sandalwood oil memegang peranan penting dalam industri wewangian.
Selain dapat digunakan untuk minyak wangi sendiri, dapat pula untuk pengikat
minyak wangi mahal (Violet, Cassie, Rose,
Reseda, dan Ambete).
Minyak
Rimpang Lengkuas
Berdasarkan penelitian pada ilmuan, di dalam rimpang
lengkuas terdapat minyak atsiri yang mengandung senyawa eugenol, sineol dan
metil sinamat. Selain itu, lengkuas juga mengandung
golongan senyawa flvonoid, fenol, dan terpenoi. Penelitian yang lebih intensif
menemukan bahwa rimpang lengkuas mengandung zat-zat yang dapat menghambat enzim
xanthin oksidase sehingga bersifat sebagai antitumor.
Manfaat
Lengkuas bagi Kesehatan
1. Lengkuas digunakan untuk mengobati
bernagai jenis penyakit kulit seperti kudis, koreng dan borok.
2.
Lengkuas mengandung asetoksi kavikol
asetat dan asetoksi eugenol asetat yang bersifat anti-radang dan anti-tumor.
3.
Lengkuas
mengandung anti-inflamasi dan kerana itu bermanfaat dalam pengubatan arthritis dan
rheumatoid arthritis (radang sendi).
4.
Membantu
meringankan ketidakselesaan yang disebabkan sakit pada perut atau bisul.
5. Lengkuas mengandung sejumlah anti-oksidan yang
membantu meminimakan kerusakan yang disebabkan oleh radikal bebas dan racun
dalam tubuh.
6. Meningkatkan peredaran darah dalam tubuh.
7. Obat tetes telinga.
8. Obat gosok, pelancar kemih dan obat penguat empedu.
9. Untuk mencegah mabuk laut dan mual.
Penyulingan minyak atsiri dari rimpang lengkuas dapat
dilakukan dengan metode destilasi uap. Adapun langkah-langkah yang harus
dilakukan adalah sebagai berikut.
1.
Rimpang
lengkuas di cuci hingga bersih lalu dipotong-potong.
2.
Rimpang
lengkuas yang sudah dipotong-potong sebanyak ±10 kg, dimasukkan ke dalam
dandang alat distilasi uap sebanyak ±3 kg secara bertahap.
3.
Dandang
dirangkai dengan pendingin (kondensor), kemudian dipanaskan. Air dialirkan pada
kondensor dan dijaga agar air terus mengalir. Temperatur kondensor dijaga tetap
dingin dengan menambahkan es, sehingga minyak yang menguap semuanya terembunkan
dan tidak lepas ke udara. Destilat yang diperoleh merupakan campuran minyak
dengan air.
4.
Destilat
yang diperoleh dipisahkan dengan menggunakan corong pisah. Untuk pemisahan
sempurna, destilat ditambah natrium klorida (NaCl) agar minyak yang teremulsi
terpisah. Fase air ditampung dengan erlenmeyer, untuk dipisahkan lagi karena
kemungkinan masih mengandung sedikit minyak yang teremulsi.
5.
Fase
air ini ditambah lagi dengan natrium klorida kemudian dipisahkan dalam corong
pisah.
6.
Pekerjaan
ini dilakukan berulang-ulang sampai semua minyak terpisahkan.
7.
Fase
minyak yang diperoleh kemungkinan masih bercampur dengan sedikit air, kemudian
ditambah kalsium klorida anhidrat dan didekantasi. Kandungan minyak atsirinya
sudah menguap dengan adanya proses destilasi.
Minyak
Masoi
Masoi (Cryptocarya
spp) tumbuh liar di hutan Indonesia bagian Timur, tingginya sekitar 40 m.
Berbatang tegak dan bagian dalam berwarna merah, sedangkan kulit berwarna
kelabu muda. Minyak ini mengandung sekitar 80% eugenol, 6% terpene dan safrole. Minyak ini merupakan sumber
natural laktone.
Minyak masoi dihasilkan dari proses penyulingan kulit
kayu masoi, mempunyai bau wangi (sweetish
oil) dan terasa pedas jika terkena kulit.
Kandungan safrole
dalam minyak masoi dibutuhkan dalam industri kimia untuk pembuat heliotropin,
bahan baku celluloide (film),
kosmetik dan wewangian.
Minyak
Kayu Putih (Cajeput Oil)
Beberapa spesies tumbuhan kayu putih (Melaleuca spp) yang sudah diketahui
dapat menghasilkan minyak kayu putih dan sudah diusahakan secara komersil
adalah M. leucodendrom, M. cajuputih Roxb
dan M. viridiflora Corn.
Tanaman kayu putih yang tumbuh di rawa-rawa mempunyai
komposisi kimia yang berbeda dengan yang terdapat pada dataran rendah. Tanaman
yang tumbuh di rawa-rawa mempunyai kadar sineol yang rendah, bahkan ada
yang tidak mengandung sineol, sehingga tidak mempunyai nilai ekonomi.
Minyak kayu putih yang diperoleh dengan cara menyuling
daun tanaman kayu putih berwarna biru sampai hijau, sementara minyak kayu putih
yang telah dimurnikan berwarna kuning sampai tidak berwarna dan berbau seperti
kamfer.
Komponen utama dalam minyak kayu putih adalah sineol
yang mencapai 65%. Dengan adanya komponen tersebut, minyak kayu putih dapat
langsung digunakan sebagai obat-obatan dan minyak wangi. Tetapi di luar negeri,
minyak kayu putih juga digunakan sebagai bahan baku untuk industri farmasi dan
parfum. Tanaman lain yang juga mengandung sineol adalah eucalyptus, dengan
kadar yang kebih besar yakni sekitar 85%.
Minyak
Jeruk Purut (Kaffir Lime Oil)
Kulit berbagai jenis jeruk mengandung pektin dalam
konsentrasi tinggi, sekitar 15% sampai 25% dari berat kering. Jika dibandingkan
dengan jenis jeruk lainnya, kandungan pektin banyak terdapat pada jenis jeruk
bali. Kandungan kulit jeruk juga dilengkapi dengan adanya minyak astiri atau
minyak eteris. Selain itu, kulit jeruk mengandung senyawa limonen yang
merupakan turunan dari minyak astiri, linalool, linalil, terpinol, sitronela
dan senyawa-senyawa kimia lainnya.
Untuk mendapatkan minyak jeruk purut pada umumnya
dilakukan penyulingan dengan metode kukus ataupun uap. Bahan yang digunakan
adalah daun atau kulit buah jeruk purut tersebut. Adapun cara penyulingan minyak
atsiri adalah sebagai berikut.
1.
Masukkan
bahan baku berupa kulit jeruk ke dalam ketel pendidih atau ketel penyulingan
dan dialiri uap. Air yang panas dan uap tentu akan mempengaruhi bahan tersebut
sehingga di dalam ketel terdapat dua cairan yaitu air panas dan minyak atsiri.
2.
Kedua
cairan tersebut dididihkan perlahan-lahan hingga terbentuk campuran uap yang
terdiri dari uap air dan uap minyak. Campuran uap ini akan mengalir melalui
pipa-pipa pendingin dan terjadilah proses pengembunan sehingga uap tadi kembali
mencair.
3.
Dari
pipa pendingin, cairan tersebut dialirkan ke alat pemisah yang akan memisahkan
minyak atsiri dari air berdasarkan berat jenisnya. Hasil yang diperoleh adalah
campuran terpisah antara minyak atsiri dan air.
4.
Lapisan
minyak kemudian diambil dengan menggunakan pipet dan dimasukkan ke dalam botol
gelap.
Khasiat senyawa kimia dalam kulit jeruk ialah sebagai
berikut.
1.
Pektin
merupakan zat yang dapat mempengaruhi penyerapan lambung dan usus dengan
mengikat asam empedu sehingga dapat menurunkan penyerapan lemak, mengontrol
kadar kolesterol dan di keluarkan melalui feses.
2.
Limonen
dapat digunakan sebagai bahan material kemasan yang ramah lingungan untuk
menggantikan styrofoam. Sedangkan dalam bidang kesehatan, limonen digunakan
untuk melancarkan peredaran darah, meredakan radang tenggorokan dan batuk serta
menghambat laju sel kanker.
3.
Linalool,
linalil asetat dan terpineol bersifat sebagai sedatif atau penenang.
4.
Sitronela
digunakan sebagai penenang dan pengusir nyamuk.
Manfaat minyak atsiri pada kulit jeruk.
1.
Minyak
atsiri dari jeruk manis dan jeruk purut digunakan sebagai obat pereda flu
karena bersifat sedatif, tonik, anti-depresi
dan anti-septik.
2.
Minyak
atsiri dari jeruk lemon digunakan sebagai anti-hipertensi, tonik dan
anti-bakteri.
3.
Minyak
atsiri dari grafe fruit digunakan sebagai penghambat sel kanker karena
kandungan limonennya tinggi yaitu lebih dari 90%.
4.
Secara
umum, keseluruhan minyak atsiri dari kulit jeruk digunakan sebagai bahan aroma
terapi yang dapat menstabilkan sistem saraf, menimbulkan perasaan senang dan
tenang, meningkatkan nafsu makan, pengharum ruangan, bahan parfum dan cita rasa
pada makanan.
Minyak
Adas (Fennel)
Minyak adas disebut juga fennel oil. Varietas yang menghasilkan minyak adas terdiri dari 2
sub spesies yaitu Var. Vulgare (Miller)
Thelling (liar dan pahit) dan Var.
Dulce (Miller) Thelling (budidaya secara intensif dan manis). Komponen
utama yang terdapat pada minyak adas seperti anthole, fenchone, dan estragole. Keberadaan komponen tersebut
tergantung pada jenis varietas adas yang digunakan.
Minyak adas secara komersil dihasilkan dengan cara
penyulingan buah (biji) adas menggunakan sistem penyulingan uap.
Rendemennya sekitar 1-6%. Penyulingan sebaiknya langsung dilakukan
setelah biji dipanen. Selama proses penyulingan, harus dijaga agar suhu
kondensor agak tinggi untuk mencegah pembekuan minyak dalam tabung kondensor.
Minyak
Melati (Jasmine)
Ada dua macam varietas melati yang diusahakan yaitu
tanaman J. officinale L dan J. officinale var grandiflorum L. Setelah
dipetik, bunga tetap hidup secara fisiologis dan memproduksi minyak atsiri.
Produksi minyak atsiri oleh bunga tersebut akan terhenti apabila bunga telah
mati dan membusuk.
Untuk mendapatkan minyak bunga melati ada dua cara.
1.
Ektraksi
Enfleurasi
Ekstraksi menggunakan sistem enfleurasi (lemak
dingin). Dengan cara ini, rendemen yang dihasilkan cukup tinggi dan tingkat
kewangian yang tinggi, namun biaya produksinya cukup mahal sehingga jarang
dipergunakan.
2.
Solvent
Extraction
Ekstaksi menggunakan pelarut menguap (solvent
extraction). Minyak melati yang baru diekstrak berwarna coklat kemerahan dan mempunyai
bau khas minyak melati.
Absolute melati bersifat lengket, jernih, berwarna
kuning coklat dan mempunyai bau harum. Apabila mengadsorbsi udara, minyak
berubah baunya, lebih kental dan akhirnya membentuk resin. Minyak bunga melati
umumnya dipergunakan sebaga zat pewangi parfum kelas tinggi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar