Selasa, 12 April 2016

KUMPULAN MINYAK ATSIRI KHAS INDONESIA


Minyak Jahe Merah

Jahe merah terdiri dari tiga komponen utama yaitu minyak atsiri (3,90%), pati (44,99%) dan serat (8,99%). Selain tiga komponen utama tersebut, rimpang jahe juga mengandung senyawa fenolik. Beberapa komponen bioaktif dalam rimpang jahe adalah 6-gingerol, 6-shogaol, diaril heptanoid dan curcumin. Rimpang jahe juga memiliki aktivitas antioksidan yang melebihi tokoferol. Minyak atsiri pada jahe terdiri dari senyawa-senyawa seskuiterpen, zingiberen, zingeron, oleoresin, kamfena, limonen, borneol, sineol, sitral, zingiberal  dan  felandren.

Proses produksi minyak jahe dilakukan dengan penyulingan, baik destilasi cair maupun uap atau dengan ekstraksi rimpang jahe yang sebelumnya telah dikeringkan dalam bentuk serpihan atau dibuat serbuk. Rendemen rata-rata minyak jahe adalah 1-3% (kering) tergantung jenis jahe serta penanganan dan efektifitas proses penyulingan. Ekstraksi dengan pelarut menghasilkan rendemen yang lebih tinggi dibandingkan dengan penyulingan  karena selain minyak atsiri, juga dihasilkan oleoresin. Oleoresin inilah yang membentuk rasa pedas pada jahe.

Khasiat senyawa yang terkandung dalam jahe merah.
1.      Senyawa cineole dan arginine berkhasiat mengatasi ejakulasi dini, memperkuat daya tahan sperma dan mencegah kemandulan.
2.      Perangsang aktivitas dari sistem saraf pusat.
3.      Penguat fungsi hati.
4.      Memperkuat sistem imunitas tubuh.
5.      Meningkatkan produksi getah bening secara normal.
6.      Merangsang perbaikan dan perkembangan saraf-saraf tubuh.
7.      Penghangat tubuh.
8.      Meregenerasi sel-sel kulit tubuh dan mencegah proses penuaan dini.
9.      Anestetik
10.  Obat pencahar atau obat mengatasi sembelit.
11.  Antirematik
12.  Mengatasi radang tenggotrokan (bronkitis), amandel dan asma.
13.  Meredakan sakit pinggang, nyeri haid, nyeri otot, nyeri lambung dan alergi.
14.  Penambah stamina.

Adapun kegunaan minyak jahe merah antara lain sebagai berikut.
1.      Minyak jahe merah digunakan sebagai pereda nyeri dan pegal linu.
2.      Minyak jahe digunakan sebagai bahan baku minuman ringan (ginger ale), dalam industri penyedap, farmasi dan wangi-wangian.
3.      Minyak jahe merah berfungsi mencegah dan mengobati masuk angin.























Minyak Pala (Nutmeg Oil)

Menurut Dormen, komponen utama minyak biji pala adalah terpen, terpen alkohol dan fenolik eter. Komponen monoterpen hidrokarbon yang merupakan komponen utama minyak biji pala terdiri atas β-pinene (23,9%), α-pinene (17,2%) dan limonene (7,5%). Sedangkan komponen fenolik eter terutama adalah myristicin (16,2%), safrole (3,9%) dan metil eugenol (1,8%). Pada prisipnya, komponen minyak tersebut teridentifikasi sebagai α-pinene (22,0%), β-pinene (21,5%), sabinen (15,4%), myristicin (9,4%) dan terpinen-4-ol (5,7%).

Minyak pala dihasilkan dengan penyulingan air dan uap dari biji atau fulinya. Biji pala menghasilkan minyak atsiri sekitar 7-16%, sedangkan bagian fuli menghasilkan minyak sekitar 4 – 15%. Biji pala muda menghasilkan rendemen minyak yang lebih besar dibandingkan dengan biji pala tua.

Kegunaan senyawa penyusun minyak atsiri pala antara lain sebagai berikut.
1.      Champhene dan turunannya memiliki sifat anti-bakteri, anti-jamur dan insektisida yang kuat yang banyak digunakan di industri manufaktur.
2.      Safrole digunakan untuk membuat wewangian, sabun dan sebagai anti-septik.
3.      Eugenol dan iso-eugenol digunakan dalam pembuatan wewangian dan analgesik gigi.
4.      Myristicin menyebabkan efek halusinasi.
5.      Geraniol, borneol dan linalool digunakan dalam wewangian.
6.      Pinene digunakan dalam pembuatan kapur barus, pelarut, plastik dasar parfum dan minyak pinus sintetis.
7.      Dipentene digunakan sebagai bahan pelarut dan pembuatan resin.

Kegunaan minyak pala dalam bidang farmasi.
1.      Minyak pala memiliki sifat anti-implamasi (anti-radang) sehingga membantu mengobati rematik dan nyeri sendi (arthritis).
2.      Minyak pala digunakan sebagai campuran dalam pembuatan pasta gigi untuk mengobati sakit gigi dan gusi.
3.      Minyak pala digunakan sebagai campuran minyak urut karena memiliki kemampuan menghilangkan pegal-pegal.
4.      Minyak pala digunakan sebagai tonik otak sehingga dapat menstimulasi otak dan syaraf untuk membantu menghilangkan keletihan mental dan setres.
5.      Beberapa tetes minyak pala yang dicampurkan dengan madu dapat mengobati gangguan pencernaan, diare dan radang saluran pencernaan (gastroenteritis).
6.      Minyak pala memiliki sifat analgesik (menghilangkan rasa sakit) sehingga digunakan dalam campuran sirup obat batuk untuk meringankan hidung tersumbat dan radang tenggorokan.
7.      Minyak pala digunakan sebagai obat kadas atau kurap serta iritasi pada kulit.
8.      Minyak pala berkhasiat untuk mengatasi nyeri menstruasi dan menstruasi tidak teratur.
9.      Minyak pala dapat membantu menyembuhkan efek dehidrasi karena diare atau muntah.














Minyak Nilam (Patchouli Oil)

Dalam perdagangan internasional nilam dkenal sebagai pathcouly. Nilam (Pogostemon sp) dikenal dalam beberapa spesies antara lain:
1.      Pogostemon cablin Benth
Populer  dengan nama nilam Aceh. Ciri utamanya adalah daunnya membulat seperti jantung dan di permukaan bagian bawahnya terdapat bulu-bulu rambut. Jenis ini sampai umur 3 (tiga)  tahun hampir tidak berbunga.
2.      Pogostemon hortensis Backer
Dikenal dengan nama nilam sabun. Ciri utamanya adalah lembaran daun lebih tipis, tidak berbulu, permukaan daun tampak mengkilat dan warnanya hijau.
3.      Pogostemon heyneanus Benth
Nilam jenis ini sering disebut nilam hutan atau nilam Jawa. Ciri-cirinya yaitu ujung daun agak runting, lembaran daun tipis dengan warna hijau tua dan berbunga lebih cepat.

Dari ketiga jenis nilam tersebut, kandungan minyak yang paling tinggi terdapat pada nilam Aceh (2,5–5,0%), sedangkan nilam lainnya rata-rata hanya mengandung 0,5–1,5 %.

Minyak nilam diproduksi dengan cara penyulingan, baik dengan uap (kukus) maupun uap bertekanan tinggi. Komponen utama dalam minyak nilam adalah PA yang kadarnya berkisar 30%. Komponen inilah yang biasanya dijadikan dasar penentuan mutu minyak nilam yang diinginkan pembeli selain minyak bebas cemaran besi (Fe). Oleh karena itu, penyulingan sebaiknya dilakukan dengan menggunakan ketel berbahan bebas karat (stainless steel) bukan dari besi atau baja yang bersifat korosif.

Kegunaan minyak nilam diantaranya adalah sebagai berikut.
1.      Minyak nilam digunakan sebagai fiksasif atau pengikat bahan-bahan pewangi lain dalam komposisi parfum dan kosmetik.
2.      Daun nilam juga berguna untuk bahan pelembab kulit, menghilangkan bau badan, pengawet mayat dan obat gatal-gatal pada kulit.





























Minyak Cengkeh (Clove Oil)

Cengkeh (Syzygium aromaticum) mempunyai sifat khas karena semua bagian pohon mengandung minyak, mulai dari akar, batang, daun sampai bunga. Kandungan minyak cengkeh pada bagian-bagian tanaman tersebut bervariasi jumlahnya namun kadar minyak yang paling tinggi terdapat pada bagian bunga (20%), sedangkan bagian gagang dan daun mengandung sekitar 4 – 6 %.

Cara penyulingan yang paling sederhana untuk mendapatkan minyak cengkeh adalah dengan penyulingan air dan uap dengan lama penyulingan sekitar 7 – 8 jam untuk daun basah dan 6 – 7 jam untuk penyulingan daun kering. Penggunaan tekanan bertahap mulai dari 1 bar sampai 2 bar dapat mempersingkat lama penyulingan menjadi 4 – 5 jam.

Minyak daun cengkeh berupa cairan berwarna bening sampai kekuning-kuningan mempunyai rasa yang pedas, keras  dan berbau aroma cengkeh. Warnanya akan berubah menjadi coklat atau berwarna ungu jika terjadi kontak dengan besi atau akibat penyimpanan.














Minyak Akar Wangi (Vetiver Oil)

Akar wangi (Vetiveria zizanoides Stapt) memiliki bau yang sangat wangi, tumbuh merumpun lebat, akar serabut bercabang banyak berwarna merah tua. Komponen yang menyusun minyak akar wangi adalah vetiveron,  vetiverol, vetivenil, vetivenal, asam palmitat, asam benzoat, dan vetivena.

Proses produksi minyak akar wangi dilakukan dengan penyulingan uap pada tekanan bertingkat I-3 atm selama 8–9 jam dengan laju destilasi 0,7–0,8 liter destilat/kg akar/jam. Rendemen rata-rata minyak akar wangi 1,5 – 2%. Mutu minyak akar wangi tidak hanya tergantung pada umur akar, tetapi juga tergantung dari lamanya penyulingan. Bau gosong yang ditimbulkan karena penyulingan yang cepat akan menurunkan mutu dan harga minyak akar wangi yang diinginkan pembeli.

Kegunaan minyak akar wangi diantaranya ialah sebagai berikut.
1.      Banyak digunakan sebagai bahan baku kosmetik, parfum dan bahan pewangi sabun.
2.      Minyak akar wangi juga berfungsi sebagai pengikat bau (fixative) karena mempunyai bau yang menyenangkan, keras dan tahan lama.












Minyak Sereh Wangi (Citronella Oil)

Sereh (Cymbopogon nardus L) termasuk dalam suku  Poaceae (rumput-rumputan). Varietas sereh wangi yang paling dikenal adalah varitas Mahapegiri (java citronella oil) dan varitas Lenabatu (cylon citronella oil). Varitas Mahapegiri mampu memberikan mutu dan rendemen minyak yang lebih baik dbandingkan varitas Lenabatu. Komponen terpenting dalam minyak sereh wangi adalah sitronellal dan geraniol. Kedua komponen tersebut menentukan intensitas bau, harum serta nilai harga minyak atsiri, sehingga kadarnya harus memenuhi syarat ekspor agar dapat diterima.

Proses pengambilan minyak sereh wangi di Indonesia biasanya dilakukan melalui proses penyulingan selama 3 4 jam. Rendemen rata-rata minyak sereh wangi sekitar 0,6 – 1,2% tergantng jenis sereh wangi serta penanganan dan efektifitas penyulingan.

Adapun kegunaan dari minyak sereh wangi di bidang industri adalah sebagai berikut.
1.      Minyak ini digunakan dalam industri terutama sebagai pewangi sabun dan sprays.
2.      Minyak ini juga gigunakan sebagai desinfektans dan pestisida nabati.
3.      Minyak sereh wangi bisa digunakan sebagai bahan pengilap, peningkat oktan BBM dan aneka ragam preparasi teknis.









Minyak Kenanga (Cananaga Oil)

Tanaman kenanga (Cananga odorata) menghasilkan minyak atsiri yang masih terbatas dibandingkan minyak ylang-ylang, namun masih tetap penting karena bau minyak kenanga lebih tahan lama dan lebih murah dibandingkan minyak ylang-ylang. Minyak kenanga hanya diproduksi di Indonesia dengan output sebesar 20 ton/tahun.  Dalam industri, minyak kenanga biasa digunakan sebagai bahan pewangi sabun.

Minyak kenanga diperoleh dengan cara penyulingan bunga kenanga. Di daerah biasanya dilakukan dengan cara rebus. Hasil sulingan terdiri dari beberapa fraksi yang mempunyai komposisi dan mutu yang berbeda. Fraksi dengan mutu paling baik adalah yang mengandung kadar ester dan eter yang tinggi, sesquiterpen yang rendah.


















Minyak Daun Sirih (Piper Oil)

Daun Sirih (Piper belle L) sebagai bahan baku pembuatan minyak sirih atau yang biasa juga disebut dengan nama piper betle oil ini mengandung minyak terbang (betiephenol), seskuiterpen, pati, diatase, gula dan zat samak serta kavikol.

Proses pembuatan minyak sirih terbuat dari daun-daun sirih pilihan yang didestilasi menggunakan alat penyulingan yang terbuat dari stainless steel dan pipa kondensor yang terbuat dari kaca, lalu dimurnikan agar memperoleh hasil yang terbaik berupa minyak sirih murni.

Minyak sirih memiliki banyak manfaat seperti berikut.
1.      Minyak daun sirih murni digunakan untuk pemakaian sehari-hari maupun spa dan aromatherapy.
2.      Minyak  daun sirih digunakan untuk pengobatan gigi berlubang dan mimisan.
3.      Senyawa kavikol yang terkandung memiliki daya mematikan kuman, anti-oksida,  fungisida dan anti-jamur.
4.      Sirih berkhasiat menghilangkan bau badan yang ditimbulkan bakteri dan cendawan. Biasanya juga karena adanya manfaat ini, maka daun sirih digunakan sebagai pembersih organ kewanitaan.
5.      Daun sirih juga bersifat menahan perdarahan, menyembuhkan luka pada kulit, dan gangguan saluran pencernaan.
6.      Daun sirih juga bersifat mengerutkan, mengeluarkan dahak, meluruhkan ludah, hemostatik dan menghentikan perdarahan.
7.      Kandungan bahan aktif fenol dan kavikol daun sirih hutan juga dapat dimanfaatkan sebagai pestisida nabati untuk mengendalikan hama penghisap.




Minyak Cendana (Sandalwood Oil)

Komponen utama dalam minyak cendana adalah santanol. Dalam perdagangan internasional, kadar santanol tersebut harus lebih dari 90%. Jika tidak, maka pasar tidak akan menerimanya. Bagian daun cendana mempunyai kadar minyak yang lebih tinggi pada bagian kayu teras, namun kadar santanolnya lebih rendah.

Minyak cendana diperoleh dari hasil pengulingan jantung kayu cendana dengan waktu penyulingan cukup lama karena titik didih minyak ini cukup tinggi. Rendemennya sekitar 3-5%.

Sandalwood oil memegang peranan penting dalam industri wewangian. Selain dapat digunakan untuk minyak wangi sendiri, dapat pula untuk pengikat minyak wangi mahal (Violet, Cassie, Rose, Reseda, dan Ambete).


















Minyak Rimpang Lengkuas

Berdasarkan penelitian pada ilmuan, di dalam rimpang lengkuas terdapat minyak atsiri yang mengandung senyawa eugenol, sineol dan metil sinamat. Selain itu, lengkuas juga mengandung golongan senyawa flvonoid, fenol, dan terpenoi. Penelitian yang lebih intensif menemukan bahwa rimpang lengkuas mengandung zat-zat yang dapat menghambat enzim xanthin oksidase sehingga bersifat sebagai antitumor.

Manfaat Lengkuas bagi Kesehatan
1.      Lengkuas digunakan untuk mengobati bernagai jenis penyakit kulit seperti kudis, koreng dan borok.
2.      Lengkuas mengandung asetoksi kavikol asetat dan asetoksi eugenol asetat yang bersifat anti-radang dan anti-tumor.
3.      Lengkuas mengandung anti-inflamasi dan kerana itu bermanfaat dalam pengubatan arthritis dan rheumatoid arthritis (radang sendi).
4.      Membantu meringankan ketidakselesaan yang disebabkan sakit pada perut atau bisul.
5.      Lengkuas mengandung sejumlah anti-oksidan yang membantu meminimakan kerusakan yang disebabkan oleh radikal bebas dan racun dalam tubuh.
6.      Meningkatkan peredaran darah dalam tubuh.
7.      Obat tetes telinga.
8.      Obat gosok, pelancar kemih dan obat penguat empedu.
9.      Untuk mencegah mabuk laut dan mual.

Penyulingan minyak atsiri dari rimpang lengkuas dapat dilakukan dengan metode destilasi uap. Adapun langkah-langkah yang harus dilakukan adalah sebagai berikut.
1.      Rimpang lengkuas di cuci hingga bersih lalu dipotong-potong.
2.      Rimpang lengkuas yang sudah dipotong-potong sebanyak ±10 kg, dimasukkan ke dalam dandang alat distilasi uap sebanyak ±3 kg secara bertahap.
3.      Dandang dirangkai dengan pendingin (kondensor), kemudian dipanaskan. Air dialirkan pada kondensor dan dijaga agar air terus mengalir. Temperatur kondensor dijaga tetap dingin dengan menambahkan es, sehingga minyak yang menguap semuanya terembunkan dan tidak lepas ke udara. Destilat yang diperoleh merupakan campuran minyak dengan air.
4.      Destilat yang diperoleh dipisahkan dengan menggunakan corong pisah. Untuk pemisahan sempurna, destilat ditambah natrium klorida (NaCl) agar minyak yang teremulsi terpisah. Fase air ditampung dengan erlenmeyer, untuk dipisahkan lagi karena kemungkinan masih mengandung sedikit minyak yang teremulsi.
5.      Fase air ini ditambah lagi dengan natrium klorida kemudian dipisahkan dalam corong pisah.
6.      Pekerjaan ini dilakukan berulang-ulang sampai semua minyak terpisahkan.
7.      Fase minyak yang diperoleh kemungkinan masih bercampur dengan sedikit air, kemudian ditambah kalsium klorida anhidrat dan didekantasi. Kandungan minyak atsirinya sudah menguap dengan adanya proses destilasi.












Minyak Masoi

Masoi (Cryptocarya spp) tumbuh liar di hutan Indonesia bagian Timur, tingginya sekitar 40 m. Berbatang tegak dan bagian dalam berwarna merah, sedangkan kulit berwarna kelabu muda. Minyak ini mengandung sekitar 80% eugenol, 6% terpene dan safrole. Minyak ini merupakan sumber natural laktone.

Minyak masoi dihasilkan dari proses penyulingan kulit kayu masoi, mempunyai  bau wangi (sweetish oil) dan terasa pedas jika terkena kulit.

Kandungan safrole dalam minyak masoi dibutuhkan dalam industri kimia untuk pembuat heliotropin, bahan baku celluloide (film), kosmetik dan wewangian.




















Minyak Kayu Putih (Cajeput Oil)

Beberapa spesies tumbuhan kayu putih (Melaleuca spp) yang sudah diketahui dapat menghasilkan minyak  kayu putih dan sudah diusahakan secara komersil adalah M. leucodendrom, M. cajuputih Roxb dan M. viridiflora Corn.

Tanaman kayu putih yang tumbuh di rawa-rawa mempunyai komposisi kimia yang berbeda dengan yang terdapat pada dataran rendah. Tanaman yang  tumbuh di rawa-rawa mempunyai kadar sineol yang rendah, bahkan ada yang tidak mengandung sineol, sehingga tidak mempunyai nilai ekonomi.

Minyak kayu putih yang diperoleh dengan cara menyuling daun tanaman kayu putih berwarna biru sampai hijau, sementara minyak kayu putih yang telah dimurnikan berwarna kuning sampai tidak berwarna dan berbau seperti kamfer.

Komponen utama dalam minyak kayu putih adalah sineol yang mencapai 65%. Dengan adanya komponen tersebut, minyak kayu putih dapat langsung digunakan sebagai obat-obatan dan minyak wangi. Tetapi di luar negeri, minyak kayu putih juga digunakan sebagai bahan baku untuk industri farmasi dan parfum. Tanaman lain yang juga mengandung sineol adalah eucalyptus, dengan kadar yang kebih besar yakni sekitar 85%.











Minyak Jeruk Purut (Kaffir Lime Oil)

Kulit berbagai jenis jeruk mengandung pektin dalam konsentrasi tinggi, sekitar 15% sampai 25% dari berat kering. Jika dibandingkan dengan jenis jeruk lainnya, kandungan pektin banyak terdapat pada jenis jeruk bali. Kandungan kulit jeruk juga dilengkapi dengan adanya minyak astiri atau minyak eteris. Selain itu, kulit jeruk mengandung senyawa limonen yang merupakan turunan dari minyak astiri, linalool, linalil, terpinol, sitronela dan senyawa-senyawa kimia lainnya.

Untuk mendapatkan minyak jeruk purut pada umumnya dilakukan penyulingan dengan metode kukus ataupun uap. Bahan yang digunakan adalah daun atau kulit buah jeruk purut tersebut. Adapun cara penyulingan minyak atsiri adalah sebagai berikut.
1.      Masukkan bahan baku berupa kulit jeruk ke dalam ketel pendidih atau ketel penyulingan dan dialiri uap. Air yang panas dan uap tentu akan mempengaruhi bahan tersebut sehingga di dalam ketel terdapat dua cairan yaitu air panas dan minyak atsiri.
2.      Kedua cairan tersebut dididihkan perlahan-lahan hingga terbentuk campuran uap yang terdiri dari uap air dan uap minyak. Campuran uap ini akan mengalir melalui pipa-pipa pendingin dan terjadilah proses pengembunan sehingga uap tadi kembali mencair.
3.      Dari pipa pendingin, cairan tersebut dialirkan ke alat pemisah yang akan memisahkan minyak atsiri dari air berdasarkan berat jenisnya. Hasil yang diperoleh adalah campuran terpisah antara minyak atsiri dan air.
4.      Lapisan minyak kemudian diambil dengan menggunakan pipet dan dimasukkan ke dalam botol gelap.

Khasiat senyawa kimia dalam kulit jeruk ialah sebagai berikut.
1.      Pektin merupakan zat yang dapat mempengaruhi penyerapan lambung dan usus dengan mengikat asam empedu sehingga dapat menurunkan penyerapan lemak, mengontrol kadar kolesterol dan di keluarkan melalui feses.
2.      Limonen dapat digunakan sebagai bahan material kemasan yang ramah lingungan untuk menggantikan styrofoam. Sedangkan dalam bidang kesehatan, limonen digunakan untuk melancarkan peredaran darah, meredakan radang tenggorokan dan batuk serta menghambat laju sel kanker.
3.      Linalool, linalil asetat dan terpineol bersifat sebagai sedatif atau penenang.
4.      Sitronela digunakan sebagai penenang dan pengusir nyamuk.

Manfaat minyak atsiri pada kulit jeruk.
1.        Minyak atsiri dari jeruk manis dan jeruk purut digunakan sebagai obat pereda flu karena  bersifat sedatif, tonik, anti-depresi dan anti-septik.
2.        Minyak atsiri dari jeruk lemon digunakan sebagai anti-hipertensi, tonik dan anti-bakteri.
3.        Minyak atsiri dari grafe fruit digunakan sebagai penghambat sel kanker karena kandungan limonennya tinggi yaitu lebih dari 90%.
4.        Secara umum, keseluruhan minyak atsiri dari kulit jeruk digunakan sebagai bahan aroma terapi yang dapat menstabilkan sistem saraf, menimbulkan perasaan senang dan tenang, meningkatkan nafsu makan, pengharum ruangan, bahan parfum dan cita rasa pada makanan.












Minyak Adas (Fennel)

Minyak adas disebut juga fennel oil. Varietas yang menghasilkan minyak adas terdiri dari 2 sub spesies yaitu Var. Vulgare (Miller) Thelling (liar dan pahit) dan Var. Dulce (Miller) Thelling (budidaya secara intensif dan manis). Komponen utama yang terdapat pada minyak adas seperti anthole, fenchone, dan estragole. Keberadaan komponen tersebut tergantung pada jenis varietas adas yang digunakan.

Minyak adas secara komersil dihasilkan dengan cara penyulingan buah (biji) adas menggunakan sistem penyulingan uap.  Rendemennya sekitar 1-6%. Penyulingan sebaiknya langsung dilakukan setelah biji dipanen. Selama proses penyulingan, harus dijaga agar suhu kondensor agak tinggi untuk mencegah pembekuan minyak dalam tabung kondensor.


















Minyak Melati (Jasmine)

Ada dua macam varietas melati yang diusahakan yaitu tanaman J. officinale L dan J. officinale var grandiflorum L. Setelah dipetik, bunga tetap hidup secara fisiologis dan memproduksi minyak atsiri. Produksi minyak atsiri oleh bunga tersebut akan terhenti apabila bunga telah  mati dan membusuk.

Untuk mendapatkan minyak bunga melati ada dua cara.
1.      Ektraksi Enfleurasi
Ekstraksi menggunakan sistem enfleurasi (lemak dingin). Dengan cara ini, rendemen yang dihasilkan cukup tinggi dan tingkat kewangian yang tinggi, namun biaya produksinya cukup mahal sehingga jarang dipergunakan.

2.      Solvent Extraction
Ekstaksi menggunakan pelarut menguap (solvent extraction). Minyak melati yang baru diekstrak berwarna coklat kemerahan dan mempunyai bau khas minyak melati.

Absolute melati bersifat lengket, jernih, berwarna kuning coklat dan mempunyai bau harum. Apabila mengadsorbsi udara, minyak berubah baunya, lebih kental dan akhirnya membentuk resin. Minyak bunga melati umumnya dipergunakan sebaga zat pewangi parfum kelas tinggi.




Tidak ada komentar:

Posting Komentar