MAKALAH KIMIA BELERANG
|
|
|
|
|
MAYA RETNA SARI
|
11/24/2015
|
|
I.
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Belerang merupakan elemen penting bagi semua kehidupan
dan secara luas digunakan dalam proses biokimia. Dalam reaksi metabolik, senyawa
sulfur berfungsi sebagai bahan bakar baik dan pernafasan (oksigen-menggantikan)
bahan untuk organisme sederhana. Sulfur dalam bentuk organik hadir di biotin
vitamin dan tiamin. Belerang merupakan bagian penting dari banyak enzim dan
juga dalam molekul antioksidan seperti glutathione dan thioredoxin. Belerang
organik terikat adalah komponen dari semua protein sebagai asam amino sistein
dan metionin. Ikatan disulfida sebagian besar bertanggung jawab untuk kekuatan
mekanik dan terpecahkannya keratin protein yang ditemukan di kulit terluarnya,
rambut dan bulu.
Di alam, belerang dapat ditemukan sebagai unsur murni
dan sulfida dan mineral sulfat. Kristal elemen sulfur biasanya dicari oleh
kolektor mineral dalam bentuk polyhedron berwarna. Asap belerang digunakan
sebagai fumigants dan belerang yang mengandung campuran obat digunakan sebagai
balsem dan antiparasitics.
Pada tahun 1777, Antoine Lavoisier membantu meyakinkan
masyarakat ilmiah bahwa belerang unsur dasar bukan senyawa. Elemen sulfur pernah diekstraksi dari kubah garam
dalam bentuk hampir murni, tetapi metode ini telah usang sejak akhir abad 20.
Hari ini, hampir semua elemen sulfur diproduksi sebagai produk sampingan dari
menghilangkan kontaminan yang mengandung sulfur dari gas alam dan minyak bumi.
penggunaan komersial elemen sulfur terutama terdapat dalam pupuk, karena
kebutuhan yang relatif tinggi untuk
tanaman dan dalam pembuatan asam sulfat. Selain itu, sulfur digunakan
sebagai elemen dalam insektisida dan fungisida. Berdasarkan uraian di atas,
maka dapat kita ketahui bahwa banyak sekali manfaat dari unsur belerang. Untuk
mengetahui lebih lanjut mengenai hal tersebut, maka saya buat makalah ini
dengan harapan dapat membantu pembaca untuk mengetahui sedikit mengenai
belerang.
B.
Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah yang akan dibahas dalam makalah
ini ialah sebagai berikut.
1. Bagaimanakah pengaruh Sulfur
terhadap pertumbuhan tanaman ?
2. Apa gejala defisiensi Sulfur
pada tanaman ?
3. Bagaimanakah sifat Sulfur
didalam tanah ?
C.
Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka pembuatan makalah
ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh, manfaat, defisiensi serta sifat sulfur
terhadap tanaman serta memahami bagaimana cara mengatasi tanaman yang mengalami
gangguan fisiologis karena defisiensi maupun kelebihan unsur sulfur ini.
II.
TINJAUAN PUSTAKA
Belerang merupakan elemen penting bagi semua kehidupan
dan secara luas digunakan dalam proses biokimia. Dalam reaksi metabolik,
senyawa sulfur berfungsi sebagai bahan bakar baik dan pernafasan
(oksigen-menggantikan) bahan untuk organisme sederhana. Sulfur dalam bentuk
organik hadir di biotin vitamin dan tiamin. Belerang merupakan bagian penting
dari banyak enzim dan juga dalam molekul antioksidan seperti glutathione dan
thioredoxin. Belerang organik terikat adalah komponen dari semua protein
sebagai asam amino sistein dan metionin. Ikatan disulfida sebagian besar
bertanggung jawab untuk kekuatan mekanik dan terpecahkannya keratin protein
yang ditemukan di kulit terluarnya, rambut dan bulu serta elemen yang berkontribusi
terhadap bau menyengat mereka ketika dibakar (Goh, 1986).
Sulfur terdapat dalam bentuk sulfat anorganik.
Belerang atau sulfur merupakan unsur penyusun protein. Tumbuhan mendapat sulfur
dari dalam tanah dalam bentuk sulfat (SO4). Kemudian tumbuhan
tersebut dimakan hewan sehingga sulfur berpindah ke hewan, setelah itu Sulfur
direduksi oleh bakteri menjadi sulfida dan kadang-kadang terdapat dalam bentuk
sulfur dioksida atau hidrogen sulfida. Hidrogen sulfida ini seringkali
mematikan mahluk hidup di perairan dan pada umumnya dihasilkan dari penguraian
bahan organik yang mati. Tumbuhan menyerap sulfur dalam bentuk sulfat (SO4).
Perpindahan sulfat terjadi melalui proses rantai makanan, lalu semua mahluk
hidup mati dan akan diuraikan komponen organiknya oleh bakteri. Beberapa jenis
bakteri terlibat dalam daur sulfur antara lain Desulfomaculum dan Desulfibrio
yang akan mereduksi sulfat menjadi sulfida dalam bentuk hidrogen sulfida (H2S).
Kemudian H2S digunakan bakteri fotoautotrof
anaerob seperti Chromatium dan melepaskan sulfur dan oksigen. Sulfur dioksidasi
menjadi sulfat oleh bakteri kemolitotrof seperti Thiobacillus (Gomez, 1995).
Selain proses tadi, manusia juga berperan dalam siklus
sulfur. Hasil pembakaran pabrik membawa sulfur ke atmosfer. Ketika hujan
terjadi, turunlah hujan asam yang membawa H2SO4 kembali
ke tanah. Hal ini dapat menyebabkan perusakan batuan juga tanaman. Dalam daur
belerang, mikroorganisme yang bertanggung jawab dalam setiap trasformasi adalah
sebagai berikut :
1) H2S → S → SO4,
bakteri sulfur tak berwarna, hijau dan ungu.
2) SO4 → H2S
(reduksi sulfat anaerobik), bakteri desulfovibrio.
3) H2S → SO4
(pengokaidasi sulfide aerobik), bakteri thiobacilli.
4) S organik → SO4 + H2S,
masing-masing mikroorganisme heterotrofik aerobik dan anaerobik.
(Hakim, 1986).
Daur Biogeokimia belerang atau sulfur adalah salah
satu bentuk daur biogeokimia karbon. Pengertian dan definisi lain dari daur
biogeokimia sulfur yaitu perubahan sulfur dari hidrogen sulfida menjadi sulfur
diokasida lalu menjadi sulfat dan kembali menjadi hidrogen sulfida lagi. Sulfur
di alam ditemukan dalam berbagai bentuk. Dalam tanah sulfur ditemukan dalam
bentuk mineral, di udara dalam bentuk gas sulfur dioksida dan di dalam tubuh
organisme sebagai penyusun protein.
Siklus sulfur dimulai dari dalam tanah yaitu ketika
ion-ion sulfat diserap oleh akar dan dimetabolisme menjadi penyusun protein
dalam tubuh tumbuhan. Ketika hewan dan manusia memakan tumbuhan, protein
tersebut akan berpindah ketubuh manusia. Dari dalam tubuh manusia senyawa
sulfur mengalami metabolisme yang sisa-sisa hasil metabolisme tersebut
diuraikan oleh bakteri dalam lambung berupa gas dan dikeluarkan melalui kentut.
Salah satu zat yang terkandung dalam kentut adalah sulfur. Semakin besar
kandungan sulfur dalam kentut maka kentut akan semakin bau (Hardejowigeno,
2003).
Hidrogen sulfida (H2S) berasal dari
penguraian hewan dan tumbuhan yang mati oleh mikroorganisme seperti bakteri dan
jamur. Hidrogen sulfida hasil penguraian sebagian tetap berada dalam tanah dan
sebagian lagi di lepaskan ke udara dalam bentuk gas hidrogen sulfida. Gas
hidrogen sulfida di udara kemudian bersenyawa dengan oksigen membentuk sulfur
dioksida. Sedangkan hidrogen sulfida yang tertinggal di dalam tanah dengan
bantuan bekteri akan diubah menjadi ion sulfat dan senyawa sulfur oksida. Ion
sulfat akan diserap kembali oleh tanaman sedangkan sulfur dioksida akan
terlepas ke udara.
Di udara, sulfur dioksida akan bereaksi dengan oksigen
dan air membentuk asam sulfat (H2SO4) yang kemudian jatuh
ke bumi dalam bentuk hujan asam. Hujan asam juga dapat disebakan oleh polusi
udara seperti asap-asap pabrik, pembakaran kendaraan bermotor, dan lain-lain.
Hujan asam dapat menjadi penyebab korosi batu-batuan dan logam. H2SO4
yang jatuh kedalam tanah oleh bakteri dipecah lagi menjadi ion sulfat yang
kembali diserap oleh tumbuhan, tumbuhan di makan oleh hewan dan manusia,
makhluk hidup mati diuraikan oleh bakteri menghasilkan sulfur kebali. bergitu
seterusnya. Siklus sulfur atau daur belerang tidak akan pernah terhenti selama
salah satu komponen penting penting seperti tumbuhan masih ada di permukaan
bumi ini (Mahanani, 2003).
III.
PEMBAHASAN
Belerang atau sulfur adalah unsur kimia dengan nomor
atom 16 dan disimbolkan oleh S. Belerang termasuk dalam unsur non-logam. Pada
kondisi normal, atom belerang membentuk molekul siklik oktahedral dengan rumus
kimia S8. Elemen sulfur merupakan padatan kristalin kuning cerah. Sulfur
dapat bereaksi baik sebagai oksidan atau mengurangi agen. Dalam hal ini, sulfur
mengoksidasi logam dan beberapa unsur nonmetal, termasuk karbon yang mengarah
untuk mengisi negatif dalam senyawa organosulfur kebanyakan, tetapi mengurangi
oksidan yang kuat seperti oksigen dan fluor.
Peranan
Sulfur
Unsur S diperlukan oleh tanaman dalam jumlah relatif
banyak, lebih sedikit dibanding N atau K, serupa dengan P, Ca dan Mg
yaitu sebagai penyusun asam amino essensial berupa sistin, sistein dan
metionin. 90% sulfur dalam tanaman berupa protein, ikatan disulfida, susunan
protein, aktivitas enzim serta pembentukan klorofil.
Manfaat
Umum Sulfur
1. Belerang dioksida (SO2)
digunakan sebagai fungisida (anti jamur), fumiga (anti serangga) dan dalam
jumlah yang sangat kecil digunakan sebagai pengawet makanan.
2. Natrium tiosulfat pentahidrat
(Na2S2O3.5H2O) digunakan dalam
proses pencucian film. Senyawa ini dikenal dengan merk hipo.
3. Asam sulfat (H2SO4)
dipakai sebagai pelarut, pengisi aki, pembuatan garam sulfat, pembuatan pupuk,
pengolahan minyak dan pewarnaan tekstil.
Manfaat Khusus Sulfur
1. Pembentukan asam amino dan
pertumbuhan tunas serta membantu pembentukan bintil akar tanaman.
2. Pertumbuhan anakan pada tanaman.
3. Berperan dalam pembentukan
klorofil serta meningkatkan ketahanan terhadap jamur.
4. Pada beberapa jenis tanaman
antara lain berfungsi membentuk senyawa minyak yang menghasilkan aroma dan juga
aktifator enzim membentuk papain.
Mobilitas Sulfur
Unsur S relatif tidak mobil dalam tanaman, tidak
segera dapat dialih tempatkan dari daun yang tua ke bagian titik tumbuh, gejala
kekahatan muncul pertama pada bagian atas yaitu daun muda. Gejala kekahatan:
kerdil (stunted), pertumbuhan spiral (spindly growth), seringkali seluruh
tanaman menjadi klorosis seragam (uniformly chlorotic), tanaman Crucifer
membentuk warna kemarahan dan ungu, kadar protein rendah, pengumpulan N bukan
protein.
Jika kadar S berlebihan tidak secara langsung
mempengaruhi tanaman tersebut atau organisme yang memakannya, tetapi dapat
menyebabkan masalah kegaraman karena S merupakan anion yang dominan pada tanah
salin, pelindian yang hebat dari SO4- meningkatkan kehilangan kation.
Sumber Sulfur
1. Perombakan bahan orgaik tanah,
karena 90% S dalam tanah berada dalam bentuk organik tersebut.
2. Rabuk, kompos dan biosolid.
3. Sulfat yang terjerap pada tapak
pertukaran anion dari oksida Al dan Fe.
4. Mineral S pada musim kering sulfida dalam bentuk
anaerob.
5. Pengendapan atmosfer dari
inudstri yang mengakibatkan hujan asam.
6 Pupuk yang mengandung sulfur.
Bentuk Sulfur
yang diiserap Tanaman
1.
Penyerapan langsung SO2 oleh daun: jumlahnya kecil,
jika kadar S dalam udara tinggi akan meracuni tanaman.
2.
Penyerapan akar terutama
dalam bentuk sulfat (SO4-).
Gerakan S Menuju Akar
Di dalam tanah sulfat bergerak karena aliran masa dan
difusi. Terutama beregrak karena aliran masa (mass flow), difusi memiliki arti
penting pada tanah dengan kadar S yang rendah. Kadar dalam larutan tanah 5-20
ppm. Aras yang mencukupi kebutuhan tanaman 3-5 ppm dalam tanah.
Transformasi S Dalam Tanah
Proses alih rupa antara lain: Mineralisasi –
immobilisasi, Adsorpsi – desorpsi, Presipitasi – dissolusi, Oksidasi – reduksi,
Volatilisasi.
Manajemen pupuk S
Pada tanah pasiran sering kekahatan S karena rendahnya
bahan organik tanah dan pelindian yang hebat terhadap SO4, kebutuhan
tanaman beragam. Diperlukan oleh alfalfa, clovers, canola, kubis dan sayuran
serupa, hmt Brassicas, bawang merah danbawang putih, hmt rerumputan atau legum,
rumput menyerap S lebih cepat dibanding legum. Sumber sulfur: S unsur
(tidak segera tersedia, harus dioksidasi lebih dahulu menjadi SO4, oksidasi
berlangsung dalam reaksi masam). Sumber lain ikut dalam superfosfat. SSP (14%
S), TSP (1,5% S).
IV.
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Adapun
kesimpulan yang didapat dari pembahasan makalah tentang sulfur ini adalah sebagai
berikut.
1. Sulfur merupakan elemen penting bagi semua kehidupan dan secara luas
digunakan dalam proses biokimia, misalnya dalam reaksi metabolik. Dalam reaksi
tersebut, sulfur digunakan sebagai bahan bakar baik dan pernafasan
(oksigen-menggantikan) bahan untuk organisme sederhana, serta merupakan bagian
penting dari banyak enzim dan juga dalam molekul antioksidan.
2. Unsur S diperlukan oleh tanaman
dalam jumlah relatif banyak namun lebih sedikit dibanding N atau K, serupa
dengan P, Ca dan Mg.
3. Gejala kekurangan sulfur pada
tanaman pada umumnya mirip kekurangan unsur nitrogen, misalnya daun berwarna
hijau mudah pucat hingga berwarna kuning, tanaman kurus dan kerdil, pertumbuhan
dan perkembangannya lambat.
4. Di dalam tanah sulfur bersifat
sangat mobil, artinya sangat mudah berpindah, hilang dan tidak tersedia bagi
tanaman.
5. Kekurangan unsur sulfur bisa
diatasi dengan penambahan pupuk buatan seperti TSP dan ZA.
B.
Saran
Sulfur merupakan unsur hara esensial makro sekunder
bagi tanaman, maka dari itu ketersediaan unsur hara ini sangatlah penting bagi
tanaman. Kekurangan unsur hara ini dapat menyebabkan gejala sakit pada tanaman.
Untuk itu sangat penting jika kita bisa memahami tentang gejala defisiensi
sulfur ini pada tanaman. Untuk mengatasi masalah tanaman kekurangan asupan
sulfur maka bisa diatasi dengan memberikan tambahan unsur sulfur ini dengan
pupuk tambahan.
DAFTAR PUSTAKA
Goh, K. M and R. J. Haynes. 1986. Sulfur and Agronomics practices. Academic
Press. Florida
Gomez, A. K. and A. A. Gomez. 1995. Prosedur Statistik Untuk Penelitian Pertanian. (terjemahan oleh Enang
Sjamsudin & Justika Baharsjah). Edisi 11. UI press. Jakarta
Hakim. 1986. Dasar Ilmu Tanah. Universitas Lampung Press. Bandar Lampung.
Hardjowigeno, S. 2003. Ilmu Tanah. Akademika Presindo. Jakarta.
Mahanani, C. R. L 2003. Siklus Sulfur. Fakultas Pertanian
Jurusan Budidaya Pertanian. Institut Pertanian Bogor.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar