Kamis, 03 Desember 2015

MAKALAH HORMON TESTOSTERON


I.            PENDAHULUAN


1.1         Latar Belakang
Ada suatu senyawa kimia dalam tubuh yang memegang peranan penting dalam mengontrol proses-proses yang berlangsung dalam tubuh, seperti metabolisme, pertumbuhan dan perkembangan, fertilisasi, dan sebagainya. Senyawa kimia tersebut dikenal dengan istilah hormon. Tidak hanya proses tubuh tetapi juga organ tubuh tertentu dapat berada di bawah kontrol suatu hormon. Salah satu contoh dan sekaligus materi yang dibahas dalam makalah ini yaitu organ reproduksi pada pria.
Organ yang berperan dalam sekresi hormon dinamakan kelenjar endokrin. Disebut demikian karena hormon yang disekresikan, diedarkan ke seluruh tubuh oleh darah dan tanpa melewati saluran khusus. Di pihak lain, terdapat pula kelenjar eksokrin yang mengedarkan hasil sekresinya melalui saluran khusus. Walaupun jumlah yang diperlukan sedikit, namun keberadaan hormon dalam tubuh sangatlah penting. Ini dapat diketahui dari fungsinya yang berperan antara lain dalam proses pertumbuhan dan perkembangan tubuh, proses reproduksi, metabolisme zat, dan lain sebagainya.
Reproduksi adalah kemampuan makhluk hidup untuk menghasilkan keturunan yang baru dengan sifat yang sama atau perpaduan dari kedua induknya. Tujuannya adalah untuk mempertahankan dan melestarikan jenis agar tidak punah. Pada manusia, untuk menghasilkan keturunan yang baru diawali dengan peristiwa fertilisasi  yaitu peleburan antara sel spermatozoid dengan sel ovum. Sehingga dengan demikian reproduksi pada manusia dilakukan dengan cara generative atau seksual.
Di dalam testis terdapat sel Leydig yang menghasilkan hormon testosteron atau androgen. Hormon testosteron sangat berpengaruh terhadap proses spermatogenesis (proses pembentukan sperma) dan pertumbuhan sekunder pada laki-laki. Pertumbuhan sekunder pada anak laki-laki ditandai dengan suara menjadi besar, bahu dan dada bertambah bidang dan tumbuh rambut pada bagian tubuh tertentu misalnya kumis, janggut, cambang, ketiak dan sekitar kemaluan.
Hormon secara keseluruhan sangat mempengaruhi jalannya fisiologis tubuh. Bila terjadi gangguan hormonal, maka akan berdampak terhadap tubuh dimana proses tubuh tidak berjalan sebagaimana fungsinya. Di zaman modern, dimana hidup dengan tekanan tinggi memberikan pengaruh pada kondisi fisik dan mental yang selanjutnya akan mempengaruhi keluaran hormon tubuh. Saat tubuh berada dalam kondisi yang tertekan atau dengan kata lain abnormal, produksi untuk hormon tertentu meningkat namun di sisi lain ada yang menurun.
Atas dasar itulah, makalah ini dibuat dan akan membahas khususnya seluk beluk hormon yang terpenting pada organ reproduksi pria yaitu testosteron. Fungsi testosteron yang paling penting yaitu mengendalikan kerja penis. Naik turunnya produksi testosteron akan mempengaruhi kinerja organ reproduksi pria seperti penis.

1.2         Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dalam makalah ini adalah sebagai berikut.
1.      Apakah yang dimaksud hormone secara umum?
2.      Apakah yang dimaksud dengan hormone testosteron?
3.      Apa saja fungsi hormone testosteron bagi organ reproduksi pria?
4.      Faktor apa saja yang mempengaruhi ting rendahnya kadar testosteron dalam tubuh pria?
5.      Bagaimana kondisi tubuh bila kekurangan atau kelebihan homone testosteron serta cara mengatasinya?

1.3         Tujuan
Dari rumusan masalah yang telah diuraikan, adapun tujuan dari pembuatan makalah ini secara umum ialah untuk mempelajari mengenai steroid yang berkaitan dengan hormone pada sistem reproduksi pria khususnya testosteron.




















II.                PEMBAHASAN


2.1     Pengertian Hormon

Hormon berasal dari bahasa Yunani yaitu hormaein yang berarti merangsang atau horman yang berarti menggerakkan. Hormon adalah pembawa pesan kimiawi antar sel atau antar kelompok sel. Semua organisme multiselular, termasuk tumbuhan juga memproduksi hormon. Hormon berfungsi untuk memberikan sinyal ke sel target yang selanjutnya akan melakukan suatu tindakan atau aktivitas tertentu.

Hormon adalah zat kimiawi yang dihasilkan tubuh secara alami. Begitu dikeluakan, hormon akan dialirkan oleh darah menuju berbagai jaringan sel dan menimbulkan efek tertentu sesuai dengan fungsinya masing-masing. Pada dasarnya, hormon bisa dibagi menurut komposisi kandungannya yang berbeda-beda sebagai berikut.
1. Hormon yang mengandung asam amino (epinefrin, norepinefrin, tiroksin dan triodtironin).
2. Hormon yang mengandung lipid (testosteron, progesteron, estrogen, aldosteron, dan kortisol).
3. Hormon yang mengandung protein (insulin, prolaktin, vasopresin, oksitosin, hormon pertumbuhan (growth hormone), FSH, LH, TSH).

Definisi hormone yang dikemukakan oleh Partodjiharjo (1992) dalam bukunya berbunyi: hormone adalah zat organik yang diproduksikan oleh sel-sel khusus dalam badan, dirembeskan dalam darah dengan jumlah kecil serta dapat merangsang sel-sel tertentu untuk berfungsi.
Hormon yang dihasilkan oleh kelenjar endokrin langsung disekresikan ke dalam darah karena tidak memiliki saluran sendiri. Hormon dibebaskan sel-sel khusus yang disebut sel-sel endokrin karena sel-sel tersebut bersekresi ke arah dalam dan berbeda dari sel-sel eksokrin yang bersekresi ke dalam rongga tubuh atau permukaan tubuh.

Sistem kerja hormon ialah berdasarkan mekanisme umpan balik. Artinya, kekurangan atau kelebihan hormon tertentu dapat mempengaruhi produksi hormon yang lain. Hal ini disebut homeostasis, yang berarti seimbang. Di dalam tubuh manusia terdapat tujuh kelenjar endokrin yang penting yaitu hipotalamus, hipofisis, tiroid, paratiroid, kelenjar andrenal, pankreas dan kelenjar gonad (ovarium atau testis).

Hormon merupakan suatu zat yang dihasilkan oleh suatu bagian dalam tubuh. Organ yang berperan dalam sekresi hormon dinamakan kelenjar endokrin. Disebut demikian karena hormon yang disekresikan diedarkan ke seluruh tubuh oleh darah dan tanpa melewati saluran khusus. Di pihak lain, terdapat pula kelenjar eksokrin yang mengedarkan hasil sekresinya melalui saluran khusus.


2.2 Kelenjar yang Menghasilkan Hormon

Ada empat kelenjar endokrin yang terdapat di dalam tubuh yang dapat menghasilkan hormon reproduksi yakni:
1.      Kelenjar Hipofisa
2.      Kelenjar Ovarium
3.      Endometrium
4.      Testis.
  
Berikut ini hormon-hormon yang dihasilkan oleh empat kelenjar diatas. Baik kelenjar yang menghasilkan hormon serta macam-macamnya.


Tabel 1. Kelenjar yang menghasilkan hormon reproduksi
No
Nama Kelenjar
Hormon yang dihasilkan
1
Hipofisa
      Follicle Stimulating Hormone (FSH)
      Luteinizing Hormone (LH)
      Luteotropic Hormone (LTH)
2
Ovarium
      Estrogen
      Progesteron
3
Endometrium
      Human Chorionic Gonadotropin (HCG)
4
Testis
      Testosteron

Tabel 2. Hormon reproduksi pada manusia
Hormon pada Pria
Hormon pada Wanita
     Hormon testosteron
     Hormon gonadotropin
     Hormon estrogen
     Hormon pertumbuhan
      Hormon GnRH (Gonadotropin
     Releasing Hormon)
      Hormon  FSH
      Hormon LH
      Hormon estrogen
Hormon laki-laki (testosteron) dan hormon-hormon perempuan (estrogen dan progesteron) terbentuk dari bahan dasar yang sama yaitu kolesterol. Testosteron adalah zat androgen utama yang disintesis dalam testis, ovarium dan anak ginjal. Testosteron (C19H28O2) adalah molekul yang dibentuk dari atom-atom karbon, hidrogen dan oksigen. Testosteron adalah hormon steroid dari kelompok androgen. Penghasil utamanya adalah testis pada jantan dan indung telur pada wanita. Sel-sel Leydig dari testis distimulasi oleh LH untuk menghasilkan testosteron sbanyak 2,5-11 mg sehari. Produksi testosteron mencapai puncaknya sekitar usia 25 tahun, lalu menurun drastis pada usia 40 tahun . DHEA (dehidro-epi-androsteron) dan androstendion merupakan prekursor testosteron yang dibentuk oleh anak ginjal. Umumnya seorang pria dewasa memproduksi 6-8 testosteron (sebuah androgen) per hari, sedangkan wanita hanya memproduksi 0,5 mg testosteron per hari.
2.3     Hormon Testosteron
2.3.1  Pengertian hormon Testosteron
Menurut Soemardjo (2006), testosteron adalah hormon steroid dari kelompok androgen. Penghasil utamanya adalah testis pada pria dan ovarium pada wanita. Baik bagi Pria maupun wanita, testosteron memiliki peranan penting pada kesehatan.
http://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/thumb/a/a6/Testosteron.PNG/220px-Testosteron.PNG
Gambar 1. Struktur Testosteron
Testosteron merupakan steroid C19 dengan suatu gugusan –OH pada posisi 17 disintesis dari kolesterol atau langsung dari asetil koenzim A terutama di dalam sel interstisial Leydig yang terletak pada interstisial tubulus seminiferus testis di bawah rangsang luetening hormon (LH) pada hipotalamus yang merangsang sel Leydig, melibatkan peningkatan pembentukan AMP siklik yang meningkatkan pembentukan kolesterol dan ester kolesteril dan perubahan kolesterol ke pregnenolon melalui aktivasi protein kinase.
Kristal-kristal testosterone berbentuk jarum-jarum dengan titik lebur 115oC. Testosterone tidak larut dalam air tetapi larut dalam alhohol, eter dan pelarut organik lain. Hormone ini membentuk ester dengan asam asetat, asam butirat, asam palmitat serta asam benzoat.
Hormon Testosteron ini juga diproduksi oleh ovarium tetapi dalam jumlah yang sangat sedikit. Hormon ini dibutuhkan oleh wanita karena berhubungan dengan daya tahan tubuh dan libido (gairah seksual).

2.3.2  Mekanisme Pelepasan

Menurut Guyton (1997), kolesterol sebagai bahan dasar untuk biosintesis berasal dari plasma darah dalam bentuk LDL dan sebagian disintesis didalam sel Leydig. Masuknya kolesterol LDL adalah melalui penangkapan kolesterol LDL reseptor pada permukaan sel Leydig. Jalur sintesis testosteron adalah melalui pregnenolon kemudian diubah menjadi 17-OH-prognenolon, berubah lagi menjadi androstenediol dan akhirnya tersintesin testosteron.

Sebelum testosteron menjadi bioaktif, biasanya androgen ini harus diubah terlebih dahulu menjadi dihidrotestosteron pada sel-sel target. Androgen pada umumnya sangat dibutuhkan untuk perkembangan sifat-sifat seks primer maupun sekunder pada laki-laki. Testosteron sebagian besar disekresikan oleh sel sertoli didalam jaringan testis yang berada diantara jaringan-jaringan interstitial yang hanya merupakan sekitar 5% dari seluruh jaringan testis.


2.3.3  Mekanisme Kerja pada Organ yang Bersangkutan
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgX0F28dV3ptZO58C0kXATbxL-iT9XRzoiSrMi3MYRZ60oZq6ODrpENesr9W2ywkEQk97hn86N91_B4b_gMkB0YrcT_g0yO4_KELk1hRbfZk5PEW1G2sco8L4yjoZbtsOzxdqBC_EN5SaQ/s1600/testoteron+1.jpg
Menurut Payne (1996), pada laki-laki, testosteron disintesis terutama dalam sel Leydig. Jumlah sel Leydig pada gilirannya diatur oleh luteinizing hormone (LH) dan follicle-stimulating hormone (FSH). Selain itu, jumlah testosteron diproduksi oleh sel Leydig yang ada di bawah kendali LH, yang mengatur ekspresi 17-β hidroksisteroid dehidrogenase. Jumlah testosteron disintesis diatur oleh sumbu hipotalamus-hipofisis-testis.

Menurut Swerdloff (1992), ketika kadar testosteron rendah, gonadotropin-releasing hormone (GnRH) dilepaskan oleh hipotalamus yang pada gilirannya merangsang kelenjar hipofisis untuk melepaskan FSH dan LH. Kedua hormon merangsang testis untuk mensintesis testosteron. Akhirnya, meningkatkan kadar testosteron melalui umpan balik negatif lingkaran bertindak pada hipotalamus dan hipofisis untuk menghambat pelepasan GnRH dan FSH / LH.

Mekanisme inter selular dasar dari kerja testosterone dihasilkan dari peningkatan kecepatan pembentukkan protein dalam sel-sel target. Hal ini dipelajari secara ekstensif dalam kelenjar prostat, salah satu organ yang paling di pengaruhi oleh testosteron. Dalam kelenjar ini, testosterone memasukki sel dalam waktu beberapa menit setelah disekresikan, kemudian diubah di bawah pengaruh enzim-enzim intra selular 5-alpha-reduktase menjadi dihidrotestosteron dan berikatan dengan sebuah “protein reseptor” sitoplasma. Penggabungan ini kemudian bermigrasi kedalam nukleus di mana terjadi lagi pengikatan dengan sebuah protein dan menginduksi proses transkripsi DNA-RNA. Dalam waktu 30 menit, RNA-polimera setelah menjadi aktif fan konsentrasi RNA mulai meningkat dalam sel ; keadaan ini akan diikuti oleh peningkatan yang progresifdari protein sel. Setelah beberapa hari, jumlah DNA dalam kelenjar juga meningkat dan bersama dengan itu juga terdapat peningkatan jumlahs el-selprostatik.
Oleh karena itu, menurut Guyton (1997), testosteron sangat merangsang pembentukkan protein secara umum dimana saja dalam tubuh. Walaupun peningkatan protein yang lebih khusus dalam organ-organ “target” tersebut berperan pada perkembangan sifat seksual sekunder.
Menurut Ganong (2008), riset membuktikan bahwa hormon testosteron dalam jumlah yang normal sangat penting untuk mengurangi resiko diabetes dan penyakit kardiovaskular. Selain itu, pria yang memiliki kadar hormon testosteronnya normal lebih panjang umur dari pria yang memiliki kadar hormon testosteron yang lebih rendah.
Kadar testosteron yang normal adalah sekitar 12 nmol/L sampai 40 nmol/L. Kondisi kadar testosteron dibawah jumlah normal disebut Testosterone Deficiency Syndrome (TDS ).
Testosteron memiliki sejumlah khasiat fisiologi yang penting sebagai berikut.
1.    Efek virilisasi. Testosteron bertanggung jawab atas cirri kelamin pria primer dan sekunder serta memegang peranan penting dalam spermatogenesis. Hormon ini juga berperan dalam mempenagruhi hasrat seks (libido) dan daya ereksi (potensi).
2.    Efek anabol. Testosteron membnatu meningkatkan pembentukan protein dan pertumbuhan sel-sel otot.
3.    Efek tulang. Pada anak laki-laki, selama pubertas produksi terstosteron meningkat dengan kuat yang mengakibatkan mereka tumbuh lebih panjang dalam beberapa waktu.

2.3.4  Fungsi Hormon Testosteron
Secara umum testosteron berfungsi untuk diferensiasi seks, perkembangan organ seks sekunder dan struktur perlengkapannya, metabolisme anabolik serta regulasi gen dan perilaku pola-kejantanan.
Khususnya dalam fungsi seksualitas, testosteron terkait dengan libido, di mana kadar testosteron yang adekuat menyebabkan perasaan aktif pada tubuh dan jiwa, siaga dan bersemangat, sebaliknya kadar testosteron inadekuat menyertai ketidakaktifan, letargi dan mood yang tertekan. Testosteron adalah hormon yang terlibat dengan sexual desire (libido) yang memberikan stimulus seksual untuk mendorong aktifitas seksual khususnya pada laki-laki kadar hormon testosteron berhubungan dengan tingkat rendah dan tingginya ketertarikan seksual, fantasi seksual, aktifitas seksual, frekuensi ejakulasi dan intercourse.
Namun pengaruh testosteron bagi pria lebih besar sebab pria memproduksi hormon testosteron lebih banyak yakni sekira 20 kali lipat dari testosteron pada wanita. Bagi pria, testosteron merupakan hormon seks yang punya peran penting dalam fungsi seksual, produksi sperma, pembentukan otot dan intonasi suara.
Sebenarnya rahasia dari keperkasaan tersebut terletak pada testosteron. Testosteron penting bagi perkembangan seorang anak lelaki menjadi pria dewasa selama masa pubertas dan diperlukan untuk kinerja fisik, mental dan seksual seorang pria.
Selama ini testosterone yang diproduksi dalam testis lebih dikenal sebagai hormon seks padahal selain aktivitas seksual, testosteron memiliki banyak fungsi lain yang penting untuk kesehatan sesuai dengan perkembangan tubuh sejak masa pubertas.
Berikut beberapa fungsi tertosteron selama masa pubertas, meliputi:
1.      Testosteron menyebabkan pecahnya suara.
2.      Bertanggung jawab terhadap pembentukan rambut, janggut dan kumis.
3.      Membentuk dan memelihara struktur tulang.
4.      Membantu pembentukan sel-sel darah merah.
5.      Membentuk dan memelihara otot-otot.
6.      Mempetahankan daya ingat, konsentrasi, keseimbangan mental dan mempengaruhi mood.
7.      Penentu bentuk tubuh pria.
8.      Pengatur hasrat dan fungsi seksual.
9.      Menjaga sistem imun, energi dan perlindungan dari osteoporosis.

2.3.5  Sumber Hormon Testosteron
a.       Wortel
Sebagai sayuran kaya nutrisi juga beta karoten, wortel mampu mencegah penimbunan gula darah dan lemak yang merupakan salah satu penyebab impotensi. Senyawa porfirin yang terkandung dalam wortel mampu mendorong kelenjar pituitari agar menaikkan kadar hormon testosteron.
b.       Daun Katuk                                     
Daun katuk terbukti berkhasiat menambah kesuburan serta menambah kwalitas dan jumlah sperma. Tujuh senyawa aktif yang terkandung dalam daun katuk dapat merangsang sintesis hormon-hormon steroid.
c.       Tomat 
Kulit dan buahnya yang merah merupakan indikator tingginya kadar likopen yang merupakan antioksidan alami. Likopen juga berfungsi meningkatkan mobilitas sperma.
d.       Semangka
Mengandung salah satu komponen karotenoid yakni likopen. Selain sebagai anti penuaan dini dan antikanker, kadar likopen pada semangka mampu memperbaiki kesuburan. 1 buah semangka mengandung 100 mg likopen.
e.       Jambu Biji
Likopen yang terdapat di dalam jambu biji berkhasiat menyuburkan sistem reproduksi pria dan mampu meningkatkan vitalitas. Dalam tiap 1 buah jambu biji terkandung 80 mg likopen.
f.        Daun Kemangi
Daya tahan hidup sperma penting agar proses pembuahan ovum berhasil. Daun kemangi senyawa arginin yang memperkuat daya tahan hidup sperma, mencegah kemandulan dan menurunkan gula darah.

2.3.6 Faktor yang Mempengaruhi Tinggi Rendahnya Kadar Testosteron
Male menopause atau late-onset hypogonadism dialami 2% pria setengah baya. Pria yang mengalami menopause biasanya mempunyai kadar testosteron rendah yang dikaitkan dengan ereksi pagi yang buruk, gairah seks rendah dan disfungsi ereksi.
Hormon testosteron pria menurun sekitar 1-15 % per tahun, dimulai pada usia 45 tahun. Meski menopause pada pria bisa terjadi, menopause pada pria bisa dibilang langka. Kadar testosteron rendah ini juga terkait dengan simptom lain seperti depresi, lelah dan tak bisa berhubungan intim. Selain itu juga terdapat simptom yang tidak terkait dengan testosteron rendah. Simptom antara lain terdiri dari gangguan pola tidur, konsentrasi buruk, merasa tidak berharga dan merasa sangat cemas.
Namun jangan salah mengistilahkan male menopause, karena artinya bisa menyesatkan, menganggap bahwa semua pria akan mengalaminya. Penurunan testosteron pada pria tua benar-benar alamiah dan proses normal yang akan dialami pria ketika menua.

2.3.6.1  Penyebab Menopaus atau Andropause pada Pria
a.       Faktor lingkungan
Bisa berupa pencemaran atau polusi lingkungan, pengaruh bahan kimia (termasuk bahan pengawet makanan serta limbah), kurang tersedianya air bersih, suasana lingkungan, kebisingan, ketidaknyamanan tempat tinggal, diet, dan pola makan.
b.       Faktor organik
Perubahan hormon seperti testosteron, DHEA (dehydroepiandrosteron), DHEA-S (Dehydroepiandrosteron Sulfat), melatonin, GH (Growth Hormone), IGF-1 (Insulin-like Growth Factor-1), prolaktin.
c.       Faktor psikogenik.
Misalnya stres psikis dan fisik, pensiun, tujuan hidup yang tak realistis, penolakan terhadap kemunduran tubuh, kemampuan berpikir, disertai perasaan takut (takut: tua, ditinggalkan istri, pendapatan berkurang, sakit, mati).
d.       Kadar Lemak Berlebih
Terlalu banyak lemak meningkatkan kadar estrogen yang menurunkan kadar testosteron, sebagai hasilnya hubungan seksual anda akan menderita kinerja rendah dan dorongan seks dan libido berkurang.

2.3.6.2  Gejala Pria mengalami Monopause
a.       Produksi Testosteron Melemah
Produksi testosteron semakin melemah seiring dengan berbagai penyakit yang menemani masa andropause pada pria. Penyakit seperti depresi, obesitas atau kondisi lain mempengaruhi produksi testosteron. Bedanya, saat menopause wanita kehilangan hormon estrogen secara total dan kesempatan mendapati anak mulai berkurang. Andropause pada pria tidak lantas berarti produksi testosteron berhenti total. Meski menunjukkan gejala endropause, saat usia semakin menua pria masih bisa memiliki anak.
b.       Tubuh Panas Dingin
Sama seperti gejala pada wanita, pria juga mengalami panas-dingin. Tubuh panas dan berkeringat secara esktrem, lalu mulai dingin. Gejala ini diikuti dengan pusing dan mual. Gejala seperti ini hanya bertahan beberapa menit dan terjadi dalam 2 hingga 4 jam.
c.       Perubahan Mood
Perubahan mood merupakan hasil dari fluktuasi pada hormon saat menopause. Hormon mempengaruhi level serotonin dalam otak yang kemudian mempengaruhi mood. Mood akan positif dengan jumlah serotonin yang tinggi dan menjadi negatif jika levelnya sedikit. Perubahan mood pada pria memang tidak terlalu intens seperti pada wanita. Meski begitu, mood pada pria bisa terlihat berubah saat merespons kondisi tertentu. Bahkan gejala seperti ini jika bertahan lama akan menjadi depresi.
d.       Mudah Lupa
Kemampuan konsentrasi dan mengingat akan berkurang saat pria memasuki masa andropause, meskipun tidak ada hubungan yang jelas antara tingkat hormon dengan penurunan memori. Kombinasi gejala panas-dingin, perubahan mood, penurunan libido dan berat badan merupakan gejala andropause yang mengarah kepada stres dan penurunan kemampuan mentalitas. Cepat lupa misalnya, namun ini juga terkait dengan usia. Namun hanya karena lupa menyimpan kunci, bukan berarti lantas dikatakan andropause. Yang dimaksud ialah yang sudah lebih mengarah ke pikun.
e.       Gairah Seks Menurun
Gejala paling umum dari andropause adalah penurunan libido. Hampir 80 persen pria mengalami gejala ini. Perawatan medis bisa mengatasi disfungsi ereksi yang disebabkan andropause ini.

2.3.7  Akibat Kelebihan dan Kekurangan Testosteron
Kekurangan testosteron dalam jumlah yang besar dapat menyebabkan turunnya gairah seks dan kelebihan testosteron dapat meningkatkan gairah seks, baik pada pria maupun wanita. Namun, kadar testosteron tidak begitu mempengaruhi daya tarik dan gairah seks saat mereka berada pada batas rata-rata. Gairah seks cenderung dipengaruhi oleh perangsang dari luar (gambar, suara, sentuhan) daripada oleh variasi hormon seks, kecuali dalam beberapa kasus langka. Pada pria, terlalu sedikit testosteron dapat menyebabkan sulit mendapat atau menjaga ereksi, namun tidak jelas apakah kekurangan testosteron mempengaruhi fungsi seksual wanita selain menurunkan gairah.
Setelah sekitar usia 40, kadar testosteron mulai menurun sekitar satu persen per tahun. Penurunan ini pada awalnya hampir tidak terlihat. Tapi seiring tahun-tahun berlalu, seorang pria akan mulai mendapat ekstra beberapa kilo yang tidak diinginkan, mengalami kehilangan otot dan pada usia 60 bahkan ada risiko impotensi dan penyakit tulang rapuh (osteoporosis). Pada pria yang lebih muda kadar testosteron rendah dapat disebabkan oleh masalah kesehatan mendasar seperti kerusakan testis, gangguan kelenjar hipofisis atau bahkan dari efek samping obat resep

2.3.8  Penanggulangan Kekurangan Testosteron
Rendahnya tingkat testosteron pada pria dapat diisi ulang dengan suntikan testosteron, pil, patch dan gel. Namun, ada risiko efek samping dengan perawatan ini yang mencakup kolesterol tinggi, penyusutan testis dan kemungkinan mendapatkan kerusakan hati.
Pengobatan penggantian hormon dapat dilakukan dengan mencari alternative pengobatan tradisional dengan bahan alami. Penelitian terbaru menyebutkan Teripang atau lebih dikenal gingseng laut memiliki nilai penting sebagai sumber biofarmaka potensial maupun makanan kesehatan. Kandungan kimia teripang basah terdiri dari 44-45 % protein, 3-5 % karbohidrat dan 1,5 % lemak. Teripang mengandung asam amino esensial, kolagen dan vitamin E. Kandungan asam lemak penting teripang seperti asam eikosapentaenoat (EPA) dan asam dekosaheksaenoat (DHA) berperan dalam perkembangan syaraf otak, agen penyembuh luka dan antitrombotik.
Menurut Kurnia (2001), hasil penelitian menunjukkan kandungan testosteron teripang segar lebih tinggi dibanding teripang kering. Steroid teripang jenis pasir lebih tinggi dibanding ganat dan hitam. Ekstrak teripang berpotensi besar sebagai sumber testosteron alami. Sayangnya, belum diperoleh metode ekstraksi untuk keperluan produksi masal. Testosteron yang banyak beredar, testosteron sintentik yang mempunyai efek samping dalam penggunaannya.
Selain Teripang, pengobatan alternatif dapat pula dilakukan dengan herbal alami seperti tanaman dari Afrika Selatan bernama Hoodia Gordini yang membakar lemak dan menekan nafsu makan. Tanaman ini telah menyatu dengan kombinasi bahan-bahan alami untuk menghasilkan produk yang luar biasa yang mengurangi berat badan tanpa diet.
2.3.9  Cara Mempertahankan Tingkat Hormonal yang Aman Secara Alami
Untuk pria dengan tingkat di ambang batas, olahraga merupakan metode yang baik untuk meningkatkan produksi testosteron ke tingkat yang memuaskan. Menjaga berat badan ideal akan membantu menjaga kadar estrogen ke tingkat yang ideal dan mencegah pengurangan testosteron.



















III.             KESIMPULAN


Dari pembahasan yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa:
1.      Ada empat kelenjar endokrin yang terdapat di dalam tubuh yang dapat menghasilkan hormon reproduksi salah satunya ialah hormon testosteron yakni kelenjar hipofisa, kelenjar ovarium, endometrium dan testis.
2.      Testosteron adalah zat androgen utama yang disintesis dalam testis, ovarium dan anak ginjal. Testosteron (C19H28O2) adalah molekul yang dibentuk dari atom-atom karbon, hidrogen dan oksigen. Testosteron adalah hormon steroid dari kelompok androgen. Penghasil utamanya adalah testis pada pria dan indung telur pada wanita.
3.      Faktor yang dapat menyebabkan produksi testosteron terganggu antara lain faktor lingkungan, faktor organik, faktor psikogenik dan kadar lemak berlebih.
4.      Kekurangan testosteron dalam jumlah yang besar dapat menyebabkan turunnya gairah seks. Sebaliknya, kelebihan testosteron dapat meningkatkan gairah seks, baik pada pria maupun wanita.
5.      Penanggulangan kekurangan testosteron ialah melalui pengobatan alami yaitu dengan penggantian hormon dan berolahraga.







DAFTAR PUSTAKA


Ganong, William F. 2008. Fisiologi Kedokteran. Buku Kedokteran EGC. Jakarta.
Guyton. 1997. Sistem Hormon dan Fisiologi Tubuh. Yrama Widya. Bandung.
Kurnia, Rahmadamahendra. 2001. Kandungan kimia teripang. Universitas Udayana. Bali.
Linda J. Heffner and Danny J. Schust. 2008. Sistem Reproduksi. Buku Kedokteran EGC. Jakarta.
Payne. 1996. Mekanisme Sistem Metabolisme Tubuh.
Sumardjo, Damin. 2006. Pengantar Kimia, Panduan Kuliah Mahasiswa Kedokteran. Buku Kedokteran EGC. Jakarta.

Swerdloff. 1992. Sistem Reproduksi pada Pria.  Salemba Medica. Jakarta.